• Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?


    ,


    ,



    Halaman Daftar Guru & Staff
     
    Daftar Guru


    Rekapitulasi
    Jumlah Guru 35 orang
    Jumlah Guru Laki-Laki 15 orang
    Jumlah Guru Perempuan 20 orang

    PROFIL SMK.K.TUNAS BANGSA(TB)
    Halaman     dari 1
     
     
    Nomor Pegawai
    Foto
    Nama Guru
    NUPTK
    Kelamin
    Bid. Keahlian
     
    1 310238887
    ABRAHAM. Y. A. LETSOIN - L
    2 310238889
    AFRA OHOILEDWARIN, S.Pd - P
    3 310238890
    AGUS PALIANG KARAPA, A.Md.Sos - P
    4 310238891
    ALEMINA BANGUN, S.Pd - P
    5 310238892
    AMSAR SAMPETODING, S.Pd - L
    6 310238893
    BERLIANA SIHOMBING, S.Pd - P
    7 310238894
    BUANG WATTIMENA, S.Th.Pd - L
    8 310238895
    DAMARIS ALIK, S.Pd - P
    9 310238896
    Dra. AGNES AMBAT - P
    10  310238897
    Dra. ENY DIASMORO, S.Pd - P
    11 310238898
    Drs. DOMINGGUS KUHUELA - L
    12  310238899
    ENGGELINA.P. KISSYA - P
    13  310238900
    ERLYANTI PATULI, S.Pd - P
    14  310238901
    ERNYATI KOMBONG, S.Pd - P
    15  310238902
    FEMY SARTJE TOMASOA - P
    16 310238903
    FERA PARDEDE - P
    17  310238904
    FERRYANUS MURAFER, S.Pd - L
    18  310238905
    GERADUS GADU, S.Pd - L
    19  310238906
    HARTINI WUMU, S.Pd - P
    20 310238907
    HENOCK YEMBISE, A.Md.Par - L
    21 310238908
    HERMANUS HOWAY, A.Md.PAK - L
    22 310238909
    IGNATIUS ADII, S.Pd - L
    23 310238910
    KRIS AGUS SETYANTI, A.Md.Pend - P
    24 310238911
    MARTHINA KARANGAN, S.Pd - P
    25 310238912
    MATIUS ROMBE, S.Pd - L
    26 310238913
    MUHTIAR, S.Pd - L
    27 310238914
    NUR HAJJAH JUMRAH, S.Pd - P
    28 310238915
    SEMUEL LODAR, A.Md.Par - L
    29 310238916
    SILVIA FRIMERTY, S.Pd - P
    30 310238917
    SJERLY SAPULETTE, A.Md.Par - P
    31 310238918
    TOTOK SUPARMO,SE - L
    32 310238919
    WEMPI KAMBU,S.Pd - L
    33 310238920
    WORO DEWANTI, A.Md.Par - P
    34 310238921
    YANNE SOLOSSA - P
    35 310238922
    YUSTUS KORWA - L

    , ,

    ''EMAA''BUDAYA SUKU MEE DI DEBEY
    DEBEY ==> Pada tanggal 18 maret 2012, Suatu keistimewaan di daerah Debey tepatnya di Desa Yinudoba Kecamatan Tigi Barat Kabupaten Deiyai telah membangun Emaa, Emaa bukanlah berarti rumah yang sah ( rumah lelaki ) namun,melainkan sesuatu panggung atau rumah yang dapat bergoyang berkat gerak para penari di dalam rumah panggungnya, suatu disko ala papua dan para muda-mudi maupun orang-orang tua kita di papua lebih khusus di pegunungan atau meuwo.
    Para masyarakat sangat senang bergoyang disini ( Emaida ) sekaligus ugaa merupakan suatu kesempatan baik untuk saling berkenalan dan berintegrasi antara kampung satu dengan kampung yang lain.agar selanjutnya hubungan mereka seutuh.
    Adapun pesta-pesta yang sering kali mengadakan dikalangan masyarakat di pegunungan adalah : 

    *. Pesta Adat Yuwo yaitu Pesta adat Acara Kaum Orang Kaya, pesta ini diadakan apabila setiap orang yang mau memamerkan kekayaan kepada orang lain ( seperti potong babi atau Ekina ). 
                                             
    *. Pesta Adat Emaida Yaitu Pesta adat cari jodoh, Pesta ini diadakan kapan saja dan dimana saja sepertinya membangun di Debey ini                                                
    *. Pesta Adat Yibu yaitu pesta adat dalam ikatan keluarga,kampung,desa seperti ulang tahun, anak lahir, orang meninggal, nikah., yang diadakan pada rumah adat atau di adakan di tempat rumah ( Emaida ) Sambil menyucapkan atau menyanyi Ugaa
    terima kasih banyak (by A/M.T )

    , ,

    , ,

     MARI MENYUARAH/ DISKUSI PUBLIK KONTROVERSI TAHANAN POLITIK DI PAPUA INI,AGAR MEREKA ATAU PARA TAHANAN POLITIK DILEPAS DARI TAPOL TERSEBUT !!! ATAU MENURUT ANDA BAGAIAMANA DENGAN NAMA-NAMA TAHANAN POLITIKDIBAWAH INI ???

    21 PEMIMPIN TAPOL DI PAPUA
    1.FORKORUS YOBOISEMBUT,S.Pd
        Kasus kongres Papua III,
        Lapangan Zakheus padang bulan
        9 oktober 2011
        Vonis : 3 tahun
    2.EDISON WARONI
       Kasus kongres Papua III,
       Lapangan Zakheus padang bulan
       9 oktober 2011
       Vonis : 3 tahun
    3.SELPIUS BOBII
       Kasus kongres  papua III,
       Lapangan Zakheus padang bulan
    SUARA ANAK BANGSA PAPUA
       9 0ktober 2011
       Vonis : 3 tahun
    4.AUGUS SANANAI KRAAR,Sip
       Kasus kongres Papua III,
       Lapangan Zakheus padang bulan
       9 oktober 2011
       Vonis : 3 tahun
    5.DOMINIKUS SORABUT 
       Kasus Kongres Papua III,
       Lapangan Zakheus Padang bulan
       9 oktober 2011
       Vonis : 3 tahun
    6.FILEP KARMA
       Kasus : Kibarkan Bendera bintang kejora
       9 oktober 2011
       Vonis : 15 tahun
    7.FERDINAND PAKAGE
       Kasus : Insiden 16 maret 2006
       Universitas Cendrawasih
       Vonis : 15 tahun

    8.LUIS GEDY
       Kasus : insiden 16 maret 2006
       Universitas Cendrawasih
       Vonis : 15 tahun
    9.APOTNALOLIK ENOS LOKOBAL
       Kasus :Insiden  pembongkaran senjata
       Kodim : Wamena
       04 april 2003
       Vonis :seumur hidup
    10.JEFRAY MURIP
    POLDA PAPUA BELAJAR PROSEDUR DAHULU
         Kasus : Insiden Pembongkaran senjata
         Kodim Wamena
         04 april 2003
         Vonis :seumur hidup
    11.NUMBUNGGA TELENGGEN 
         Kasus : Insiden pembongkaran senjata
         Kodim Wamena
         04 april 2003
         Vonis :seumur hidup
    12.KANIUS MURIP
    BINTANG KEJORAKU
         Kasus : Insiden pembongkaran senjata
         Kodim Wamena
         04 april
         Vonis :Seumur hidup
    13.MENASE TELENGGAN
         Kasus : Penyerangan Gedung SD
         Di  karubaya
         30 April 2004
         Vonis 20 tahun
    14.WEWANUS WENDA
         Kasus : Penyerangan Gedung SD
         30 april 2004
    FILEP KARMA DAN YUSAK PAKAGE
         Vonis : 7 tahun
    15.YOIMIN WEYA
         Kasus : penyerangan Gedung SD
         Di karubaya
         30 April 2004

         Vonis : 7 tahun

    16.YOHAN HILUKA
         Kasus : penyerangan Gedung SD
         Di karabaya
         30 April 2004

    TNI/POLRI BIADAP
         Vonis : 7 tahun
    17.YUS WENDA
         Kasus : penyerangan Gedung SD
         Di Karabaya
         30 April 2004
         Vonis : 7 tahun
    18.TIMILES TABUNI
          Kasus : penyerangan Gedung SD
         Di Karabaya
         30 April 2004
    1 DESEMBER 2011
         Vonis : 7 tahun
    19.LINUS HIEL HILUKA
         Kasus : Insiden pembongkaran senjata
         Kodim Wamena
         04 april 2003
         Vonis 20 tahun
    20.KIMANUS WENDA
         Kasus : Insiden pembongkaran senjata
         04 april 2003
         Vonis : 20 tahun
    PAPUA MERDEKA HARGA MATI
    21.BUCTAR TABUNI 
         Kasus : perusakan LP Abepura,
         Tahun 2010
         Vonis : Dalam proses persidangan



     
      KATA PEMIMPIN PAPUA MERDEKA Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan

     
      

    ,

    14 Agu 2012 at 12:23pm
    Kab. Paniai, Papua(CARE)-  Diera globalisasi sekarang ini, dimana perkembangan tehnologi informasi yang sedemikian cepat, mengharuskan kita untuk mengenal dan memahami berbagai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), walaupun tidak sedikit dari kita yang ketinggalan dengan perkembangan IPTEK.
    Perkembangan jaringan internet semakin merejalela di berbagai pelosok nusantara, diKabupaten Paniai, propinsi papua, telah hadir warung internet (Warnet) .
     Selpius adii, salah satu mahasiswa dari  kota Gudeg,  yang tengah berlibur ke Paniai mengemukakan bahwa, biaya tarif internet perjam di kabupaten tersebut sangat mahal.
    “ Di Paniai, biaya internet Rp 20.000/jam” kata Adii via selular (14/08).
    Bila di cermati,  lanjut selpius biaya tersebut sangat melewati batas. Banyak kalangan yang ingin mengetahui informasi namun karena tarifnya mahal sehingga mereka tidak dapat mengetahui perkembangannya.
    Ia  menambahkan, Pemda  harus membuat  Peraturan Daerah menyangkut hal ini, karena di Kabupaten Paniai sudah ada kampus dan sekolah. Agar para mahasiswa dan pelajar mampu menyesuaikan dengan perkembangan era globalisasi ini.
    ”Untuk mendapatkan informasi seputar Iptek, setidaknya mahasiswa dan pelajar aktif dalam dunia internet. Oleh karena itu, perlu ada aturan untuk mengurangi biaya tarif internet tersebut” ungkap mahasiswa APMD Jogja ini.

    ,

    Jayapura, Minggu (12/8)---Tim sepakbola Papua kembali menuai hasil gemilang dalam uji coba melawan tim Gamalama FC, salah satu anggota klub Divisi Utama, Persija Jakarta di Lapangan Sepakbola Senayan, Jakarta, Minggu (12/8).Johanes Nabar dan kawan-kawan mencukur tim Gamalama FC dengan skor telak 8-0.
    Hal ini diungkapkan Pelatih Kepala tim Sepakbola PON Papua, Ferdinando Fairyo kepada tabloidjubi.com melalui short message send(sms), Minggu(12/8) di Jayapura.
    “Babak pertama tim PON Papua sudah unggul 4-0 dan gol-gol itu masing-masing dilesakan olehHendrick Makuba, Johanes Nabar,Ronny Beroperay dua goal,”kata Fairyo seraya menambahkan pada babak kedua kembali, Tim PON Papua mencetak empat gol lagi hingga menang telak.
    Menurut dia pemain yang mencetak goal masing-masing Nelson Alom,Eljo Iba,Nelson dan Agustinus Keiya.” Memang ujicoba ini bukan menjadi ukuran tetapi paling tidak anak-anak sudah berjuang untuk tetap menjaga trend positif hingga masuk ke PON Riau September mendatang,”kata Fairyo. Dia juga menambahkan kalau tim PON Papua juga tengah mempersiapkan diri untuk melakukan ujicoba melawan tim Merah Putih.
    Sementara itu mantan pemain PON 2004, Joy Aroy menilai lini belakang tim PON Papua sangat lemah untuk mengantispasi serangan lawan.”Saya melihat pemain belakang sangat lamban untuk menjaga serangan balik lawan yang sangat cepat,”kata Joy mantan striker Persidafon Jayapura. Menurut Joy, belum kelihatan pemain-pemain PON 2012 yang menonjol seperti era PON 2004 di mana ada Boaz T Solossa, Ricardo Salampesy dan juga rekan-rekan yang lain. Begitupula tim PON 2008 di mana muncul Titus Bonay, Octo Maniani, Vendry Mofu  dan Lukas Mandowen.(Jubi/Robert Wanggai)

    ,

    TIBAR --- Warga masyarakat Kabupaten Deiyai yang berdomisili di wilayah Debei, Distrik Tigi Barat, tidak lagi jalan kaki setelah ada pembangunan jalan sejak dua tahun lalu.

    “Masyarakat Debei merasa bersyukur dan patut berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Deiyai khususnya Dinas Pekerjaan Umum yang telah menjawab kerinduan kami untuk bangun jalan darat di wilayah ini,” kata Patris Bobii, warga Kagaitadi, Selasa (12/7).

    Ucapan sama disampaikan beberapa warga yang ditemui terpisah di Kampung Yinudoba, Mokumani, Digikotu, Moyai dan Dedoutei.

    “Dari dulu kita selalu berjalan kaki di jalan setapak. Sekarang jalan sudah bagus, PU Deiyai sudah programkan pembangunan jalan ke arah Debei yang masih dikerjakan kontraktor PT. Gel-gel,” kata Amoye Pigai, warga Debei.

    Kepala Dinas PU Kabupaten Deiyai, Yan Giyai, S.Sos, MT mengatakan, pihaknya sedang membangun jalan seluas 4 kilometer. “Kontraktor sudah rintis hingga Kampung Yinudoba. Dalam waktu dekat, jalan itu sudah bisa dilewati kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua.”

    Pantauan JUBI, pembangunan jalan tembus Debei sedang dikerjakan PT Gel-Gel. Pihak kontraktor merekrut warga setempat sebagai tenaga buruh harian.

    Sesuai perintah Kepala Dinas PU Kabupaten Deiyai, pihak kontraktor menyanggupi setelah satu minggu ke depan ruas jalan ini bisa dilalui kendaraan yang dipakai orang-orang dalam rangka menghadiri acara peresmian Gereja Katolik Stasi Yinudoba --wilayah Paroki Segala Orang Kudus Diyai, 20 Juli mendatang.

    Diakuinya, pembangunan jalan Debei merupakan satu dari beberapa proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan di tahun anggaran 2011. Pekerjaan lainnya, jembatan Gakokebo, Itoka dan Ayatei. Juga pembangunan Jalan Lingkar Danau Tigi, jalan dua jalur di Ibukota Kabupaten Deiyai serta jalan antar distrik.

    “Kita sesuaikan dengan dana yang ada. Dananya ada dari APBN dan ABPD,” sebut Yan sembari meminta dukungan berbagai pihak dengan tidak menghalangi pihak kontraktor bekerja, sebab pembangunan jalan ini bisa direalisasikan sesuai kebutuhan masyarakat Debei. (A/MT)

    ,

    A. PENGERTIAN MENYIMAK

    Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
    Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
    “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
    Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
    Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).



    B. TUJUAN MENYIMAK

    Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
    1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
    2. Untuk menganalisis fakta
    3. Untuk mengevaluasi fakta
    4. Untuk mendapatkan inspirasi
    5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

    C. JENIS-JENIS MENYIMAK

    Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
    1. Sumber suara
    Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
    a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
    b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
    2. Cara penyimak bahan yang disimak
    Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
    a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
    Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
    Menyimak ekstensif meliputi
    1) Menyimak sosial
    Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
    2) Menyimak sekunder
    Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
    3) Menyimak estetik
    Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
    4) Menyimak Pasif
    Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.

    b. Menyimak Intensif
    Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
    Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
    1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
    Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
    2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
    Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
    3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
    Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
    4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
    Menyimak intensif meliputi:
    1) Menyimak kritis
    Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
    2) Menyimak introgatif
    Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.
    Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
    3) Menyimak eksploratif
    Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
    4) Menyimak kreatif
    Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
    5) Menyimak konsentratif
    Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
    6) Menyimak selektif
    Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.

    c. Tujuan menyimak
    Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan menyimak menjadi:
    1) Menyimak sederhana
    2) Menyimak diskriminatif
    3) Menyimak santai
    4) Menyimak informatif
    5) Menyimak literatur
    6) Menyimak kritis

    d. Taraf aktivitas penyimak
    Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
    1) Kegiatan menyimak bertaraf rendah
    2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

    D. UNSUR-UNSUR MENYIMAK

    Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
    1. Pembicara
    Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
    Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut.
    a. Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
    Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.
    b. Menganalisis Bahan Simakan Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
    c. Mengevaluasi Bahan Simakan Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
    1) Kekuatan Bukti
    Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
    2) Validitas Alasan Jika pernyataan pembicara diikuti. dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi.
    3) Kebenaran Tujuan
    Penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).

    2. Penyimak
    Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
    a. Sikap Objektif
    Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.
    b. Sikap Kooperatif
    Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.

    3. Bahan simakan
    Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
    Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut.
    a. Menyimak Tujuan Pembicara
    Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
    b. Menyimak Urutan Pembicaraan
    Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
    c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan
    Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.
    d. Menyimak Topik Bawahan
    Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
    e. Menyimak Akhir Pembicaraan
    Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.

    E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYIMAK

    Menurut pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.
    Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut.
    1. Membedakan antar bunyi fonemis.
    2. Mengingat kembali kata-kata.
    3. Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
    4. Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
    5. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
    6. Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.

    Selanjutnya, menurut pendapat Michael (1991:108) faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan. Penyusunan materi menyimak pun tidak asal mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan materi ini di antaranya: (1) sasaran kegiatan, (2) sasaran kompetensi siswa, (3) metode pembelajaran, dan (4) faktor keberhasilan menyimak (Budiman, 2008:2).

    Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:
    1. Unsur Pembicara
    Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
    2. Unsur Materi
    Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema materi yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.
    3. Unsur Penyimak / Siswa
    a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
    b. Siswa harus berkonsentrasi
    c. Adanya minat siswa dalam menyimak
    d. Penyimak harus berpengalaman luas

    4. Unsur Situasi
    a. Waktu penyimakan
    b. Saran unsur pendukung
    c. Suasana lingkungan
    Lingkungan yang mempengaruhi tersebut memberikan kenyataan bahwa siswa dapat menyimak bahan dengan baik atau tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan berpengaruh buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak. Faktor tersebut misalnya minimnya fasilitas (tidak ada laboratorium), suasana menyimak tidak nyaman (ruangan telalu lebar, kelas di sebelah kita terlalu berisik).

    F. CIRI-CIRI PENYIMAK IDEAL

    Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
    1. Berkonsentrasi
    Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
    2. Penyimak harus bermotivasi
    Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
    3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
    Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
    4. Penyimak harus menghargai pembicara
    5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
    6. Penyimak harus sungguh-sungguh
    7. Penyimak tidak mudah terganggu
    8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
    9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
    10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
    11. Kontak dengan pembicara
    12. Merangkum
    13. Menilai
    14. Merespon

    G. TEKNIK MENYIMAK YANG EFEKTIF

    Untuk dapat menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi , (2) menelaah materi simaka, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. (Universitas Terbuka, 1985:35). Berikut ini adalah masing-masing hal itu.
    1. Menyimak dengan Berkonsentrasi
    Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang dimaksudkan di antaranya adalah sebagai berikut.
    a. Orang yang Datang Terlambat
    Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
    b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
    Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada diri penyimak.
    c. Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
    Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicara dan penyimak.
    d. Pakaian Pembicara
    Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi penyimak.
    e. Pembicara yang tidak menarik

    2. Menelaah Materi Simakan
    Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral (pokok pembicaraan), (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.

    3. Menyimak dengan Kritis
    Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.

    4. Membuat Catatan
    Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris bestir, metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.

    Penyimak yang baik apabila individu mampu menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika para siswa menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif, menyimak yang lemah, dan menyimak yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Campbell, dkk (2006:16) pada tabel berikut ini.

    No Menyimak yang Efektif Menyimak yang Lemah Menyimak yang Kuat
    1. Temukan beberapa area minat Menghilangkan pelajaran yang “kering” Menggunakan peluang dengan bertanya “Apa isinya untuk saya?”
    2. Nilailah isinya, bukan penyampaiannya Menghilangkannya jika penyampaiannya jelek Menilai isi, melewati kesalahan-kesalahan penyampaian
    3. Tahanlah semangat Anda Cenderung berargumen Menyembunyikan penilaian sampai paham
    4. Dengarkan ide-ide Menyimak kenyataan Menyimak tema inti
    5. Bersikap fleksibel Membuat catatan intensif dengan memakai hanya satu sistem Membuat catatan lebih banyak. Memakai 4-5 sistem berbeda tergantung pembicara
    6. Bekerjalah saat menyimak Pura-pura menyimak Bekerja keras, menunjukkan keadaan tubuh yang aktif
    7. Menahan gangguan Mudah tergoda Berjuang/menghindari gangguan, toleransi pada kegiatan-kegiatan jelek, tahu cara berkonsentrasi
    8. Latihlah pikiran anda Menahan bahan yang sulit, mencari bahan yang sederhana Menggunakan bahan yang padat untuk melatih pikiran
    9. Bukalah pikiran anda Setuju dengan informasi jika mendukung ide-ide yang terbentuk sebelumnya Mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda sebelum membentuk pendapat.
    10. Tulislah dengan huruf besar tentang fakta karena berpikir lebih cepat daripada berbicara Cenderung melamun bersama dengan pembicara yang lemah Menantang, mengantisipasi, merangkum, menimbang bukti, mendengar apa yang tersirat.

    H. TEKNIK PENINGKATAN DAYA SIMAK

    Telah disebutkan di atas bahwa pada saat menyimak.. Anda perlu berkonsentrasi terhadap apa yang Anda simak. Selain konsentrasi, faktor lain yang juga beperan besar dalam kegiatan menyimak adalah penguasan kosakata. Hal ini terjadi karena penangkapan makna merupakan bagian integral dari poses menyimak Orang dewasa dikatakan memiliki kosakata minimum apabila ia hanya memiliki rata-rata kosakata sekitar 20.000 kata. Selajutnya. untuk meningkatkan daya simak Anda. ada beberapa teknik yang dapat dilakukan. di antaranya adalah teknik loc,. teknik penggabungan. dan teknik fonetik (Sutari dkk. 1997: 67--70). Berikut ini adalah peniciasan teknik-teknik tersebut.


    1. Teknik Loci (Loci System)
    Teknik loci merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional. Teknik ini pada dasamva merupakan teknik mengingat dengan cara memvisualisasikan materi yang harus diingat dalam ingatan Anda. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa , dan mencocokan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi tersebut.
    2. Teknik Penggabungan
    Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan Anda ingat secara berantai dengan pesan kedua, ketiga. dan seterusnva. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimatarantaikan), pesan pertama perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan Anda pada item tadi.
    3. Teknik- Fonetik
    Teknik fonetik melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunvi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata yang berhubungan dengan bilangan; dan membentuk penggabungan visual antara masing-masing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan masing-masing kata yang terbentuk dari kata-kata yang divisualisasikan.

    I. TEKNIK DICTOGLOSS

    Kata dictogloss berasal bahasa Inggris dan terdiri dari dua kata, yaitu kata dicto atau dictate yang artinya dikte atau imla, dan kata gloss yang artinya tafsir. Penulis berpendapat, bahwa teknik ini merupakan gabungan dua teknik, yaitu dikte dan tafsir. Setelah teks dibacakan dengan cara didiktekan, maka para siswa harus menafsirkan teks cerita yang telah ia dengar tersebut.
    David Nunan dalam Azies dan Alwasilah, (1996:85), mengemukakan bahwa teknik dictogloss, yaitu sebuah teknik dalam pengajaran menyimak yang tergolong komunikatif. Dalam teknik ini guru membacakan sebuah wacana singkat kepada siswa dengan kecepatan normal dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka kemudian bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana dengan berdasarkan serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Teknik ini mirip dengan teknik dikte tradisional, walaupun hanya bersifat superficial.
    Dengan teknik ini siswa dilatih untuk mendengarkan, memahami, menginterpretasikan serta memberikan tanggapan terhadap informasi yamg didengarkannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa di dalam teknik dictogloss terdapat dua buah teknik yang digunakan sebagai upaya pemahaman sebuah wacana lisan, yakni dikte dan teknik identifikasi kata kunci. Teknik dikte digunakan ketika wacana diperdengarkan kepada siswa dengan kecepatan normal, sedangkan teknik identifikasi kata kunci digunakan ketika siswa diminta menuliskan kata-kata kunci atau kata-kata isi sebanyak yang mereka mampu. Djago Tarigan (1986:52), menyatakan bahwa identifikasi kata kunci adalah memilih kata yang merupakan pokok pikiran utama dalam wacana, maka dalam teknik dictogloss perlu adanya penemuan kata-kata yang merupakan kata kunci. Wacana lisan yang didengarkan oleh siswa, yaitu berupa rekaman cerita dalam kaset. Rekaman cerita tersebut merupakan salah satu media audio. Aristo Rahadi (Depdiknas, 2003:33), menyatakan bahwa media audio sering digunakan di sekolah. Program kaset audio termasuk media yang sudah memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan dan cukup ekonomis, karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawataan cukup murah untuk membantu guru dalam menyampaikan pelajaran.
    Akhirnya dapat penulis simpulkan bahwa teknik dictogloss, yaitu teknik yang digunakan dalam pengajaran menyimak dengan cara menyajikan sebuah wacana lisan kepada siswa dan mereka bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekontruksi wacana yang berdasarkan kepada kata-kata kunci tadi.

    1. Langkah-langkah Penggunaan Teknik Dictogloss
    Ada empat langkah dalam teknik dictogloss yang dikemukan oleh David Nunan dalam Azies dan Alwasillah (1996:86), yaitu:
    a. Persiapan.
    Pada tahap ini guru mempersiapkan siswa untuk menghadapi teks yang akan mereka dengar dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mendiskusikan gambar stimulus, dengan membahas kosakata, dengan meyakinkan bahwa siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan dengan meyakinkan bahwa siswa ada pada kelompok yang sesuai.
    b. Dikte.
    Pembelajar mendengarkan dikte dua kali. Pertama mereka hanya mendengarkan dan mendapatkan gambaran umum teks tersebut. Kedua, mereka membuat catatan, dengan dimotivasi akan membantu mereka merekontruksikan teks. Untuk alasan konsistensi, lebih baik siswa mendengarkan teks tersebut melalui tape recorder bukan dari teks yang dibacakan guru.
    c. Rekonstruksi.
    Pada akhir dikte, pembelajar mengumpulkan catatan-catatan dan menyusun kembali teks versi mereka. Selama tahap ini perlu diingat bahwa guru tidak memberikan masukan bahasa pada siswa.
    d. Analisis dan Koreksi.
    Ada berbagai cara untuk menangani tahap ini. Pertama, setiap teks versi siswa bisa ditulis pada papan tulis atau ditayangkan melalui overhead projector (OHP). Kedua, teks bisa diperbanyak dan dibagi-bagikan kepada semua siswa. Ketiga, siswa bisa membandingkan versi mereka dengan teks asli, kalimat demi kalimat.

    2. Kelebihan Teknik Dictogloss
    Teknik dictogloss ini bisa menjadi jembatan yang berguna antara menyimak Bottom up dan Top down. Dalam kasus pertama, pembelajar terutama berurusan dengan bagaimana mengenali unsur-unsur individual dalam teks (strategi bottom-up). Namun, selama diskusi kelompok-kelompok kecil, beberapa atau semua strategi top down mungkin disertakan. Pada strategi ini, pembelajar akan mengintegrasikan pengetahuan “dalam kepala” atau background knowledge mereka. Dengan teknik dictogloss pembelajar akan mampu:
    a. Membuat prediksi.
    b. Membuat inferensi-inferensi hal-hal yang tidak ada dalam teks.
    c. Akan mengenali topik teks.
    d. Akan mengenali jenis teks (apakah naratif, deskriptif, anekdot, dan sebagainya).
    e. Akan mengenali berbagai jenis hubungan semantik di dalam teks (Azies dan Alwasilah, 1996:85-86).

    Dengan demikian, teknik dictogloss mampu memanfaatkan prinsip bahwa dua kepala selalu lebih baik daripada satu kepala. Siswa mampu mengumpulkan dan memanfaatkan sumber-sumber, bahkan siswa yang tergolong low-level. Dengan bekerja sama, siswa akan mampu melakukan sesuatu di atas kompetensi mereka yang sebenarnya. Tentu saja, pengajaran menyimak dengan teknik ini tidak harus mendominasi seluruh waktu dalam suatu tatap muka. Ia bisa diintegrasikan dalam pelajaran apapun. Tahap pemanasan merupakan tahap yang paling cocok dan dapat menyediakan cukup kesempatan untuk aktivitas menyimak ini, karena pada tahap ini kita dapat membiasakan siswa dengan bahasa.



    3. Kelemahan Teknik Dictogloss
    Aristo (Depdiknas,2003:34), mengutarakan kelemahan dalam menggunakan media rekaman adalah sebagai berikut.
    a. daya jangkaunya terbatas, tidak bisa didengarkan secara massal;
    b. jika jumlah sasarannya sedikit dan hanya sekali pakai, maka biaya produksi menjadi mahal;
    c. cenderung verbalisme karena semua informasi hanya disajikan melalui suara, sehingga sulit untuk menyajikan materi yang bersifat sangat teknis, praktek, dan eksak.

    Tidak ada sebuah teknik pun yang sempurna. Jika teknik tersebut memiliki kelebihan, maka kelemahan pun pasti dimiliki oleh teknik tersebut. Begitupun dengan teknik dictogloss dalam pelaksanaannya di lapangan terdapat beberapa kelemahan. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.
    a. Kurangnya pengadaan media., karena dalam teknik dictogloss ini memerlukan media yang baik dan tepat.
    b. Kurangnya waktu yang tersedia, karena dalam teknik dictogloss ini memerlukan waktu yang lebih lama.

    4. Penggunaan Media Rekaman dalam Teknik Dictogloss
    Media rekaman atau media audio ialah media yang berkenaan dengan indera pendengaran, seperti kaset dan radio. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa dalam teknik dictogloss lebih baik bila digunakan media rekaman sebagai alat bantu audio. Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk:
    a. Membuat pembelajaran lebih produktif.
    b. Membuat pembelajaran lebih langsung dan segera.
    c. Membuat pembelajaran lebih seimbang dan merata (Azies dan Alwasilah, 1996:86).

    Oleh karena itu, penggunaan media rekaman atau media audio ini sangat dianjurkan dalam pembelajaran menyimak. Namun, untuk meraih keberhasilan dalam penggunaan media ini perlu diketahui beberapa hal, seperti kedudukan penyimak, sifat media, langkah dalam penulisan naskah, dan komponen dalam program audio.
    Di dalam komunikasi, penyimak itu mempunyai kedudukan yang penting. Komunikasi akan dikatakan efektif jika para penyimak terpikat perhatiannya, dapat memahami isi pesan yang disampaikan, dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat oleh penyusun program. Untuk memproduksi program perlu diperhatikan sifat-sifat media yang digunakan. Media audio itu bersifat auditif. Isi program yang disampaikan di telinga penyimak itu hanya sepintas lalu saja. Penyimak yang tidak berkonsentrasi tentu tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan. Bila penyusun program ingin mendapatkan hasil yang baik, program media ini harus bersifat akrab dengan penyimak.
    Penulis naskah audio harus memperhatikan kemampuan berpikir penyimaknya. Jenis penyimak itu sangat menentukan isi pesan dan bahasa yang dipergunakan dalam penulisan naskah. Naskah audio yang disajikan untuk pelajar harus mempergunakan kata-kata dan kalimat yang diketahui oleh pelajar. Beberapa langkah dalam penulisan naskah diantaranya:
    a. menentukan topik;
    b. melakukan penelitian mengenai pokok masalah;
    c. membuat garis besar;
    d. menentukan format;
    e. menulis konsep;
    f. mengecek konsep; dan
    g. menulis naskah.

    Pada akhirnya, dapat penulis simpulkan penggunaan media rekaman atau media audio dalam pembelajaran menyimak dengan teknik dictogloss sangat penting dan dapat menunjang keberhasilan dalam kegiatan menyimak.

    5. Langkah-Langkah untuk Mengatasi Kelebihan/Kekurangan dalam Penggunaan Teknik Dictogloss
    Dalam pembelajaran menyimak dengan teknik dictogloss diperlukan adanya langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengatasi kelebihan/kekurangan dalam penggunaannya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
    a. Guru harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya, baik secara teknis maupun praktis, yaitu persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dimulai dari mempersiapkan siswa, media dan sumber, sarana dan situasi yang mendukung terlaksananya pembelajaran menyimak ini.
    b. Dalam menggunakan media harus tepat sehingga tidak terjadi verbalisme, efektif dan efisien.
    c. Pada tahap rekonstruksi, guru harus memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengungkapkan pikiran, ide-ide, dan pendapatnya.
    d. Dalam menganalisis dan mengoreksi, setiap hasil pendapat siswa lebih dihargai dan dinilai dengan seobyektif mungkin sehingga tidak menjatuhkan siswa.
    e. Dengan teknik ini guru dapat memberikan cara yang tepat untuk menyerap informasi lain.

    J. KEGIATAN MENYIMAK

    1. Proses menyimak komprehensif
    Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
    a. Rangsang bunyi
    Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe- tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak
    b. Penerimaan alat peraga
    c. Perhatian dan penyelesaian
    d. Pemberian makna
    2. Fungsi comprehensive listening
    Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
    3. Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
    a. Memori
    Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
    1) Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
    2) Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
    3) Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi- informasi yang telah diketahui sebelumnya.

    Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang disimpan dalam memori hilang (lupa):
    1) Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan memudar / perlahan-lahan hilang.
    2) Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat dibedakan, yang telah disimpan di ingatan.
    3) Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional (melukai).
    4) Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan bercampur dengan informasi yang baru didapat.
    5) Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda (sistem coding ambigu).

    Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
    1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
    2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
    3) Terorganisir dan
    4) Berupa informasi visual

    Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
    b. Konsentrasi
    Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja. Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dankesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
    1) Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi / rangsang dari luar
    2) Kesadaran diri
    3) Kesadaran berinteraksi
    4) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan

    Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab.

    c. Pembendaharaan kata
    Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam pemahaman pendengar.
    Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
    1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari
    2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
    3) Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
    Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1) Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
    2) Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari konteks-konteksnya.
    Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi. Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu kalimat.
    d. Faktor-faktor tambahan
    1) Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
    2) Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian
    3) Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
    Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak konprehensif adalah usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan kultural.



    BAB III
    PENUTUP

    A. KESIMPULAN
    1. Menyimak : proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna.
    2. Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami


Top