,

    • Simbol Perlawanan
      Aktifis Papua Merdeka yang Berjuang demi Sejarah Papua menunjukkan bahwa Tentara Nasional Indonesia(TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) dan pasukan terlatih dari Australia Detasemen (DENSUS 88) Unit Kontra Teroris terus meningkatkan operasi kekerasan di Papua Barat, terhadap aktivis West Papua Merdeka. Mereka telah memasuki kampung-kampung dan melakukan pencarian terhadap aktifis KNPB di beberapa daerah atau kampung terutama di Wamena yaitu: kampung abusa, kampung eragama, kampung pumasili, kampung umpakalo, kampung honelama dan kampung ibele.

      Pasukan bersenjata di daerah pegunungan itu menargetkan setiap orang yang memakai pakaian tradisional rakyat Papua Barat disana dipaksa oleh militer dan polisi untuk mengungkap keberadaan para aktivis Papua Merdeka lebih khusus kepada orang tua para aktifis, hal ini dapat terbukti dan membuat rakyat/masyarakat tidak tenang dan panik, kondisi terus semakin darurat penangkapan terjadi di mana-mana, adalagi penangkapan terjadi terhadap aktifis human rainghts atas nama YASON SAMBOM DAN DENNI HISAGE oleh anggota POLRI DAN TNI di pelabuhan Port numbay jayapura, para aktifis west papua merdeka. Kondisi saat ini sangat sulit sekali untuk bergerak melakukan aktifitas apalagi menyangkut perjuangan sebab ruang gerak dimatikan oleh anggota TNI/POLRI dengan melakukan tindakan teror fisik maupun teror mental. Penembakan dan penangkapan terus terjadi di mana-mana guna menghentikan perjuangan sejarah pembebasan bangsa papua.

      Demokrasi di bungkam, Hak Asasi Manusia tidak dihormati, kami dituduh sebagai teroris, separatis, makar dan penggangu keamanan, dengan tuduhan seperti itu maka kebiadapan penjajah/klonial indonesia terus terjadi,seperti; • Membunuh prinsip & ideology aktifis papua merdeka dan berusaha ingin menyatuhkan ideology kami dan memaksakan hak kami menjadi warga negara indonesia suku melayu. • Membunuh sejarah orang papua, membunuh manusia papua dan Menguasai tanah dan negeri kekayaan alam kepunyaan kami sendiri anugerah Tuhan Allah dan Leluhur bangsa Papua. •

      Penjajahan yang terjadi saat ini adalah pendidikan, kesehatan, ekonomi, hak hukum dan hak politik serta harkat dan martabat. • Pembunuhan secara sistimatik/genosida melalui: KB untuk menggurangi jumlah Angaka kelahiran, kawin silang untuk menghilangkan ras Papua, kesehatan obat-obatan berlebel khusus, perempuan sundal, penyakit HIV/AIDS, Transmigrasi dari jawa sulawesi,makasar,ujung pandang, Penembakan, Penyisiran, pembantaian, intimidasi, tabrak lari, dll. •

      Selain itu Penjajah Indonesia melakukan dari segi Sumberdaya alam Papua, berupa penguasaan dan Exploitasi besar-besaran Investasi dan Saham ilegal, penembangan hutan dan pengambilan emas, Tembaga, Nikel, Besi, Uranium, Minyak, Gas, Mutiara, Batu bara di mana-mana .

      Saya tegaskan bahwa mereka itu rakyat sipil bukan tentara pembebasan, kalau berani terjung di lapangan OPM/TPN dan tangkap mereka seperti GEUNERAL GOLIAT TABUNI, MATIAS WENDA, LAMBERT PEKIKIR, RICHAR JOUWENI dan pentolan-pentolan lainNya. agar rakyat bisa mengakui bahwa indonesia berhasil menangkap OPM / TPN bukan kepada rakyat sipil seperti aktifis KNPB yang menyuarakan aspirasi rakyat, rakyat tidak memiliki persenjataan, kalau yang memiliki persenjataan adalah OPM/TPN, kenapa tidak tangkap mereka lalu tangkap terhadap aktifis dan masyarakat artinya anda tidak mampu, maka jangan main tangkap se enakNya saja tanpa prosedur hukum dan tanpa bukti.

      Tuduhan BMP (BARISAN MERAH PUTIH) terhadap anggota KNPB di wamena bahwa aktifis KNPB yang memiliki BOM dan alat peledak lainNya, yang lucunya ko BMP tahu sih kalau ada bom??? Kalau ada BMP yang di backaup langsung oleh POLRI harus menangkap siapa pelaku / perancang dan harus mampu menjelaskan di mana tempat perancangan barang bukti tersebut. Bisa saja POLRI & TNI yang memasang strategis lalu lemparkan isue ke BMP hanya kepentingan untuk lari dari tuduhan bahwa anda adalah pelangar HAM terbesar di dunia Internasiona,l maka dengan melibatkan BMP hanya untuk mencuci tanggan atas tuduhan tersebut,

       karena selama ini POLRI & TNI selalu di tuduh melakukan kekerasan terhadap rakyat papua maka dengan melibatkan BMP hanya untuk melarikan diri dari tuduhan tersebut. Sebelum penyisiran sekretariat KNPB pihak inteljen wamena melakukan panggilan terhadap ketua KNPB karena beliau tidak menghadiri maka melakukan penjemputan secara paksa. Apakah negara ini tidak punya aturan hukum? Panggilan terhadap ketua KNPB itu untuk apa?,

      sesungguhnya negara republik indonesia semakin modern semakin aneh, terutama terapkan aturan kepada masyarakat sipil. Saya atas nama keluarga besar KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (KNPB) menantang dengan keras atas tuduhan BMP SALOGO WALILO Cs. Mengapa menyatakan saat di konfirmasi papuapost bahwa masyarakat jangan panic dan menuduh kepada pihak POLRI atau TNI yang melakukan kasus kekerasan di papua belakangan ini bukan TNI/POLRI, kalau seperti ini komentarnya maka sangat jelas bahwa ini adalah permainan inteljen Indonesia untuk mencuci tangan atas beberapa rentetan kasus di west papua selama ini. Secara politik saya bantah tetapi secara hokum oke-oke saja asal di buktikan secara mendetail atau secara

      professional dengan aturan hukum. Dengan tuduhan palsu itu maka saya yakin anggota TNI/POLRI merancang Strategi Operasi yang disebut OTK / PETRUS, (Operasi Teror Keamanan/OTK-TNI/POLRI) seperti yang dilakukan oleh sdr. SALOGO WALILO. Sudahkah pihak kepolisian dan TNI dapat mengungkapkan kasus sebelumNya??? Penembakan terhadap aktifis KNPB bulan Mei yang lalu dan terhadap MUSA MAKO TABUNI WAKIL KETUA I KNPB.

      Dari gambaran ini kita bisa menjawab pertanyaan di kalangan masyarakat Siapakah OTK itu……?.......... dan PETRUS itu siapa…..? …………… OTK dan PETRUS adalah (OPERASI TEROR KEAMANAN) yang jelas merupakan projek TNI/POLRI yang dimainkan oleh DENSUS 88, POLDA dan PANGDAM serta kroni-kroninya yang bergerylia terhadap masyarakat. Sipil Papua. Kegiatan Operasi TNI/POLRI ini di jelas-jelas di Biayai oleh Investor-investor seperti Freeport, BP, dan lainnya. Tujuan Utama TNI/POLRI sebagai target di Papua adalah untuk Mematikan Ideologi Perjuangan Rakyat dan Bangsa Papua dan Menguras habis Kekayaan Alam Papua untuk Orang Indonesia dan orang Asing.

      Kiranya jelas untuk kita bahwa OTK adalah orang Asli Papua atau orang Papua Indonesia yang bermain nyata-nyata di kalangan masyarakat seperti Pengurus dan anggota Barisan Merah Putih(BMP), yang berhasil didoktrin dan difasilitasi oleh INTELJEN TNI/POLRI INDONESIA untuk menghambat dan memperlambat perjuangan rakyat west papua. Pengurus dan Anggota BMP (dulu bernama: Gerakan Merah Putih), banyak terlibat dalam setiap peristiwa kekerasan di Papua: •

      Peristiwa Biak berdarah pada tahun 1998 • Operasi SADAR/RABENE/TUMPAS di Biak • Peristiwa Berdarah di Dawai,Kontinai, Menawi, Yapan-Mantebu—Serui • Peristiwa Berdarah di Nonomi, Wapoga---waropen • Kasus Wasior Berdarah • Operasi militer berskala di wamena pada tahun 1977 • Wamena berdarah pada tahun 2000 • Peristiwa Sorong Berdarah • Peristiwa Berdarah di Nabire, Paniai, Dogiay, Enarotali • Peristiwa abepura berdara pada tahun 2000 • Penembakan terhadap opinus tabuni • Pembunuhan terhadap General Matius Murib di Yalengga,wamena • Penembakan terhadap 2 anggota KNPB • Penembakan terhadap Mako Tabuni • Penembakan terhadap Manase Wayeni/Yawansano. • Penculikan dan Pembunuhan Terhadap Ondofolo Theiz Hiyo Eluay • Pembunuhan Terhadap General Kelly Kwalik • Pembunuhan terhadap Arnoild C. Ap dan Edduard Mofu • Pembunuhan di Fakfak • Penangkapan Forkorus Yaboisembut, cs • Peristiwa Marauke Berdarah • Peristiwa Penyiksaan dan Pembunuhan di Puncak Jaya • Peristiwa Berdarah di Timika • Penyisiran Aktivis KNPB di Wamena-umpagalo • Dan ratusan ribu nyawa Manusia Papua yang melayang karena kasus pembunuhan, Penculikan, Penghilangan, peniksaan, penangkapan, Pemerkosaan, Pemenjaraan yang tidak disebutkan secara detail disini.

      Ini semua jelas keterlibatan BMP sebagai OTK selama ini, demi tujuan Kolonial Indonesia di atas tanah Papua dengan slogan NKRI harga mati. Kerja-kerja BMP ini biasanya menyusup dan masuk di semua organ perjuangan rakyat West Papua (organ Sipil dan Militer Papua) dengan tujuan (extra-inelijen) menghimpun informasi dan mengirimkannya ke TNI/POLRI melakukan penyisiran, Penangkapan, Pembunuhan, Penculikan, Penangkapan, dsb.

      Kalau kita menyimak sejarah perjuangan rakyat Papua di tahun 1960-an sampai PEPERA 1969, keterlibatan BMP sangat jelas merupakan Gerakan Merah Putih di Biak dibawah Pimpinan Yakob Kawer alias Nyon Tee, keturunan Tiong hoa, ……..Matulesi(ambon key), Lukas Rumkorem, Yakob Rumpaidus, Frans Kaisiepo di Biak, Silas Papare, Marthen Indey di Serui, Papiri dan lainnya. Sementara itu mayoritas pejuang Papua yang pro-Papua Merdeka saat itu seperti Andris Kafiar, Dortheus Maryen, Simson Baryas, Moses Rumkabu, cs. Di Fakfak seperti tuan Ihaa, Heremba, cs. Mereka adalah pemimpin Demonstrans penolakan Pepera yang di tangkap dan dipenjarakan sebagai Tahanan Politik bahkan dibunuh secara sadis oleh Biadap Militer Indonesia.

      Perjuangan aktifis KNPB saat ini adalah sebagai media rakyat sipil bangsa West Papua yang terus dan konsisten memperjuangkan Sejarah Perjuangan Rakyat Papua, menyuarakan aspirasi, hak politik berdasarkan praktek Hukum dan Politik internasional demi membebaskan diri dari klonial NKRI terhadap kekerasan dan kebiadapan bangsa klonial Indonsia.

      KNPB dan kami orang Papua bukan separatis yang melancarkan perjuangan kemerdekaan selama ini. Sehingga semua waktu pasukan keamanan Indonesia secara kejam menghancurkan aktifis west papua, dan mengklaim para pejuang kemerdekaan adalah teroris. Fenomena Perjuangan Ideologi, tidak sekedar dipahami tetapi harus dimaknai dengan berbagai tindakan dan resiko apapun. Kata Revolusi adalah makna antara Kata dan Perbuatan—Kata Kuncinya “NYALI” (kata Mako dan Buchtar Tabuni/ revolusioner Papua). Hal serupa diucapkan kepada NELSON MANDELA saat berjuang bersama rakyat AFRIKA SELATAN ketika itu : “BAHWA DIA ADALAH PEMIMPIN TERORIS , SEPARATIS DAN PENGGANGU KEAMANAN NEGARA , TETAPI HARI INI DIA DI PANGIL PEJUANG KEBENARAN”. Begitu pula Pidato pelantikan Presiden G.W. BUSH Jr, di kongres Amerika 4 januari 2005- suatu pidato berintikan pembebasan dan kemerdekaan “when you stand for your liberty, we will stand with you” bila anda perjuangkan kebebasan dan kemerdekaan anda kami berdiri dengan anda.

      Arahan politik untuk kedaulatan papua lepas dari RI karena melanggar NEW YORK 62 HAM berat rasialis & genosida artinya papua telah mendapat perhatian tempat dan di bicarakan khusus oleh Negara adi kuasa. Prof.DROOGLEFER secara politik dan hukum terbukti bahwa RI melangar New York Agreement 1962 karena membatalkan dan meniadakan HAK POLITIK, HAK SIPIL, HAK SEJARAH DAN HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI. akibatnya rakyat papua menderita teraniaya fisik dan fisikologis selama puluhan tahun lamanya.

      Seorang diplomat swedia IZACSON mengatakan di Jakarta pada tahun1984 bahwa papua adalah kemalangan sejarah dunia akibat perang dingin dan sesungguhnya papua itu sangat layak untuk merdeka. Andreas Harsono, HAK ASASI MANUSIA WATCH: Papua hidup dalam ketakutan karena begitu banyak pelanggaran hak asasi manusia yang mereka menderita selama ini oleh kebiadapan NKRI Dari uraian diatas maka kiranya kita memahami siapa sebenarnya KAWAN dan LAWAN Siapa TERORIS, SEPARATIS, MAKAR, PETRUS dan OTK. Jangan tunduk di tindas ibarat burung didalam sangkar yang terkekang akan tetapi bangkit melawan dari penindasan yang hakiki ini agar menunjukan harga diri dan martabat kita kepada dunia, bahwa kami juga mempunyai hak hidup sama seperti bangsa-bangsa lain di muka bumi.Hanya dengan satu tujuan kita melangkah dalam satu semangat “One People One Soul”

      dengan tidak takut dan gentar terhadap kematian dalam melanjutkan tugas mulia ini seperti yang di mandatkan oleh guru revolusi dunia yesus kristus pejuang sejati bagi umat yang tertindas. Pesan: "pejuang sejati adalah : pejuang yang tidak mengharapkan imbalan dari hasil perjuangannya akan tetapi justru yang selalu berpikir untuk memberikan sesuatu yang di perjuangkannya" jangan mengharapkan sesuatu dari hasil papua merdeka, akan tetapi berpikir untuk apa yang harus di berikan agar papua merdeka. yang mana di impikan oleh para leluhur pejuang bangsa papua barat Masih ingatka pesan ARNOLD. C. AP bahwa hidup adalah seni, hidup kita akan berakhir tetapi seni dalam perjuangan akan abadi selama-lamanya sampai hari maranatha. maka jangan takut akan kematian karena bagi manusia tidak ada kehidupan yang abadi di muka bumi.

      Itu beberapa catatan kami terhadap aksi terror dan penangkapan By. R.Y MELAWAN Cs Aktifis KNPB

    ,

    Beny Giyai ( Foto Majalah Selangkah )
    Waktu saya berusia sekitar 6 tahun, habis makan malam, bapak dan temannya yang datang menginap di rumah membahas ritual kecil yang katanya mereka harus adakan. Karena anak-anak sudah waktunya, untuk saya dan kawan-kawan saya jalani itu.

    Besok paginya, mereka suruh saya dan adik dan kami beberapa teman disuruh baris; orang tua mereka sambil taruh tangan di kepala, putar tali dengan tangan di kepala kami, sambil ucapkan doa; semoga berhasil jalan dalam ziarah; di tengah jalan hadapi kelaparan, hujan, dingin, perang, kejahatan dan sebagainya. Lalu satu warga lepas panah, kami disuruh lari pergi ambil panah itu dan cari lalu bawa kembali.

    Belakangan saya mengerti, ini salah satu cara kultur kami siapkan anak-anak sejak dini bahwa hidup itu begitu. Tidak mulus, ada banyak duri.

    Satu tahun kemudian, kami masuk sekolah dan juga aktif di sekolah minggu. Sejak itu, di sekolah minggu dan di sekolah dasar tidak ada ruang untuk bicara tentang kelaparan, perang, konflik, yang penting terima Injil atau sekolah baik nanti jadi pegawai, dapat gaji, tinggal di kota, dan semua aman.
    Kita akan happy.

    Saya kira bagi sebagian dunia itu masih begitu. Baru belasan tahun terakhir saya ingat kembali ritual kecil di kampung itu; saat beberapa kali terlibat dalam pemakaman para aktivis Papua yang meninggal (ada yg ditemukan tewas). Beberapa insiden yang ingatkan saya itu dalam pemakaman Arnold Ap, Aten Agapa, Mako Tabuni, dan seorang warga yang ditembak di depan GOR (Gedung Olahraga) Jayapura saat tolak Otsus (Otonomi Khusus), anak-anak muda yang tewas di jalan-jalan.

    Saya ingat Pak Pendeta Yoman yang telepon saya, 4 atau 5 tahun lalu, dia pergi makamkan sendiri dengan temannya seorang warga yang ditemukan tewas dan dibuang di parit. Saya juga ingat pernyataan seorang teman, "Tugas pendeta itu hanya urus pemakaman". Pernah ada percakapan kecil tentang ini antara saya, Pak Pendeta Noakh Nawipa dan Pak Pendeta Yoman.

    Semua ini ingatkan bahwa ada yang tidak dibuka di mimbar gereja dan di buku teks di sekolah-sekolah kita. Ada sisi gelap yang tidak dibuka; hanya terang yang diangkat-angkat. Sementara, dunia yang kita jalani: sisi madu dan racun. Termasuk dalam diri kita.

    Dalam diri kita ada dorongan bawaan untuk berbuat dan yang merusak atau membunuh. Saat sekitar 15 warga terbunuh di Timika dalam perang antarwarga di Timika kota, 2 tahun lalu dengan pendeta kami berbicara bagaimana buat program untuk jaga yang baik dan kurangi yang jahat; tetapi waktu mau ketemu kedua pihak yang perang; kami gagal karena dihalangi, sebelum kami ketemu kedua belah pihak, TNI PORLI sudah serang masyarakat yang siap-siap untuk bertemu Gereja bagaimana berdamai.

    Sehingga program damai tidak ada tempat lagi. Semua perkembangan di Papua 30 tahun terakhir ini mendesak dan mengingatkan saya kepada ritual kecil di kampung itu. Barangkali sisi ini yaitu: aspek kekerasan yang destruktif yang terus berkuasa d Papua ini juga harus masuk di kurikulum sekolah dari SD PT di Papua dan mimbar gereja; pembinaan di dua lembaga di arahkan untuk promosikan yang nilai-nilai baik dari dalam diri kita, tetapi juga yang diusahakan oleh adat dan gereja.

    Dewasa ini kita di gereja dan pemerintah bicara tentang Papua tanah damai, tetapi kekerasan jalan terus di luar halaman gereja dan gedung-gedung sekolah kita. Suara mahasiswa dan jemaat; Papua bukan ''Tanah Damai', tetapi 'Tanah darurat'; ini juga harus diberi ruang untuk didengar.


     Pendeta Dr. Benny Giay adalah Ketua Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua.
    Sumber : www.Suara Indenpen.com

    , ,

    BELAJAR ANAK BERANTUSIAS
    Hak anak diantara hak-hak anak lainnya adalah mendapatkan pendidikan yang layak dari orang tuanya. Dalam hal ini sering kali orang tua salah kaprah dalam mendefenisikan hak pendidikan bagi anak-anaknya..

    Karena kebanyakan dari orang tua mendefenisikan pemberian pendidikan pendidikan yang layak ketika mereka memasukkan anaknya ke Lembaga Pendidikan baik itu lembaga pendidikan formal maupun non formal, apakah itu Lembaga Pendidikan yang biasa saja ataupun yang bergengsi, orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada pihak-pihak lembaga pendidikan tersebut untuk mendidik anaknya tanpa memantau sejauh mana perkembangan anak-anaknya selama berada di Lembaga Pendidikan tersebut.

    bagi para orang tua yang terpenting anaknya pintar dalam pelajaran, dan lupa .. apakah anaknya juga cerdas dalam berprilaku. Oleh karena itu, sering kali  kita mendengar atau menonton berita bagaimana prilaku buruk anak-anak yang katanya terdidik itu.

    Oke, Saya tidak akan berpanjang lebar tentang kebanyakan orang tua yang hanya menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan anaknya ke Lembaga Pendidikan tempat anak-anaknya belajar. Disini saya akan mengingatkan kembali akan defenisi pendidikan.

    Adapun defenisi Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa agar menjadi kedewasaannya. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas tugas hidupnya, agar bisa hidup mandiri, belajar, dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab. (Pengertian pendidikan menurut M.J. Langeveld)

    Berdasarkan Pengertian diatas mengenai Pendidikan, sangat difahami , bahwa memberikan pendidikan yang layak kepada anak bukan hanya menyekolahkan anak-anak kita setinggi mungkin, tapi bagaimana kita sebagai orang tua berupaya untuk membimbing anaknya kelak  menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab akan kehidupannya sendiri, dewasa dalam berpikir dan bertindak.

    Upaya membimbing anak menjadi manusia dewasa tidaklah diserahkan kepada pihak sekolah saja.. karena sekolah hanyalah sebagai tempat pengajaran bukan tempat pendidikan.. Sebaik-baiknya lingkungan pendidikan anak adalah di rumah.. Dan sebaik-baiknya pendidik adalah seorang ibu. karena ibulah yang bisa memahami bagaimana anak-anaknya dan dengan kelembutan ibulah yang mampu mengarahkan anak-anaknya kelak menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.

    , , , ,

    JEMAAT ODEKOTU BERSAMA PARA PENGINJILDARI "STT WP” Nabire ( foto Ancotex Tekege )
    Tim Kebaktian Kebangunan Rohani ‘’ KKR ’’dari Sekolah Tinggi Teologia Walter Post “STT WP” Nabire Menjalankan pelayanan kepada klasis kingmi tigi barat_ Deiyai, Sabtu 18 Januari 2014.

    Berita tersebut ini, disampai melalui telepon seluler oleh salah satu orang dari taem penginjil yaitu Ev. Silas Bobii, S.Th.

    Menjalankan pelayanan tersebut kami menjalani enam gereja kingmi yang berada di klasis tigi barat dengan jumlah pelayan/penginjil adalah enam orang  kemudian kegiatan pelayanan tersebut dimulai tanggal 18 - 28 Januari sehingga bisa di identik satu minggu lamanya

    Pelayanan kami menjalankan beberapa gereja kingmi yang ada di klasis Tigi barat_Deiyai adalah Gereja Idego, Gotiyai, Tenedagi,Odekotu, Abega,dan Tugu-tugu lalu malam penutupannya ditutup digereja kingmi Onago;Tutur Bobii

    Lanjutnya; pelayanan kami disertai dengan mujizat Tuhan dan tanda ajaib yang luar biasa karena orang sakit langsung sembuh ketika kita doakan, kemudian khotbah kitapun semua orang/umat menerima baik  dan meyakinkan umat bahkan ada umat yang menari-nari, kemudian ada yang menangis dalam rumpur atau pecek dan meratap; katanya.

    Saya  Ev Silas Bobii S.Th Ingin menambahkan dan mempertanyakan kepada diri saya dan itu harus tahu semua orang Mee, bahwa:

    1.     -  Apakah bumi ini kiamat dalam waktu yang tidak lama ?
    2.      - Apakah Papua Merdeka itu sudah di ambang pintu/ dalam waktu yang dekat ?

    Muncul kedua pertanyaan diatas dalam hati nurani saya, karena semua  orang Mee kejauhan dari kebiasaan yang semestinya harus di lakukannya karena itu kewajiban setip orang dalam kehidupan sehari- hari. tutupnya

    By Mateus Tekege/ Ancotex Tekege



    ,

    Aparat Menangkap Aktivis Kemanusiaan di Papua
    Pada peluncuran World Report 2014 pada hari Rabu , Human Rights Watch meminta pemerintah Indonesia untuk mencabut larangan wartawan asing memasuki provinsi volatile Papua dan Papua Barat.
    Laporan ini menjelaskan beberapa aksi kekerasan antara pasukan keamanan negara dan Organisasi Papua Merdeka ( OPM ) aktivis yang terjadi di dua provinsi tahun lalu yang menewaskan sedikitnya 11 tewas .
    Berbicara pada peluncuran laporan di Jakarta , peneliti HRW Indonesia Andreas Harsono mengatakan polisi dan militer terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia dengan relatif impunitas di Papua .
    Pada tahun lalu , aktivis kemerdekaan Papua yang damai telah mengalami kekerasan berlebihan - dan kadang-kadang fatal - pengobatan dari pasukan keamanan negara, kemudian Buctar Tabuni, ketua 
    PNWP Menjelaskan, Dalam orasi politik didepan beribu masa aksi KNPB 16 Oktober 2014 di Jayapura - Papua. 
     
    Mantan ketua KNPB ini berkata, 'Tidak ada kata takut dalam memperjuangkan hak dan jati diri bangsa Papua, bagi kami Kematian adalah kemuliaan bagi pejuang  dan penjara adalah istana bagi pejuang, janganlah takut bicara papua merdeka, karena kami berjuang kebenaran

    Lelaki yang berani menuntut hak kedaulatan bangsa bagi Bangsa Papua ini, kini dia di Daftar Pencarian Orang DPO oleh keamanan aparat Negara. Itukah tugas keamanan sebenarnya untuk mengamankan kondisi di Papua ? tanya Andreas Harsono. Segera Stop dan berhenti di DPOkan berbagai aktivis kemanusiaan di Papua,
    kata Harsono.

    Menurut organisasi berbasis di New York , saat ini terdapat 70 orang Papua di penjara karena keterlibatan damai mereka dalam gerakan kemerdekaan Papua , meskipun klaim pemerintah tidak ada tahanan politik di penjara-penjarakan Indonesia .
    Dalam pernyataannya , Andreas menyerukan pembebasan tahanan politik ini , serta sekelompok aktivis Maluku yang dipenjarakan karena perbedaan pendapat damai di kepulauan Maluku di dekatnya .
    HRW meminta partai politik yang mencalonkan dalam pemilihan nasional yang akan datang untuk mempertimbangkan perubahan kebijakan akses terbatas ke Papua dan Papua Barat untuk wartawan asing , mempertanyakan apa pemerintah Indonesia harus bersembunyi dari dunia luar .
    Dalam dua tahun terakhir , hanya tiga organisasi berita internasional diberi akses ke provinsi Papua di bawah pengawasan pengawal resmi .
    Tekanan internasional meningkat bagi pemerintah untuk membuka pintu ke Papua , membebaskan para tahanan politik dan menghentikan bentrokan antara pasukan keamanan negara dan pemberontak OPM dicurigai .
    Parlemen Eropa akan bertemu di Brussels hari ini untuk sidang pada situasi hak asasi manusia di Papua dan Papua Barat.
    Aktivis Papua memanjat dinding Konsulat Australia di Bali selama KTT APEC tahun lalu , ketika para pemimpin dunia dari seluruh wilayah Asia - Pasifik berada di negara itu, dalam upaya untuk berkonsultasi dengan para pemimpin tentang perjuangan mereka .
    Namun, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menolak permintaan mereka dan bersumpah bukan untuk berdiri oleh pemerintah Indonesia .

    , , ,



    Ya Tuhan, Kami generasi penerus Bangsa Papua telah mendengar sendiri
    Kisah yang diceritakan leluhur kami Bangsa Papua
    Tentang karya hebat yang Kau lakukan di zaman dahulu.

    Melalui pejuang bangsa Papua yang telah meninggal dunia
    Karena kolonialisme & imperialisme memanupulasi sejarah
    Kini pejuang kami tinggal nama dan kenangan dilubuk hati kami generasi bangsa Papua

    Engkau sendiri mengusir bangsa-bangsa kolonialisme dan imprelialime ini
    Karena mereka telah & sedang menyedot hasil bumi kami Bangsa Papua ini,
    Agar supaya umat-Mu menetap dan menikmati di negeri kami sendiri

    Bangsa bangsa lain Engkau celakakan dari bumi kami diPapua
    Tetapi umat-Mu Engkau biarkan berkembang di bumi kami sendiri
    TUHAN, Engkau jadikan kehendak-Mu yang jadi untuk kami Bangsa Papua
                                .....AMIN.....

                       KARYA MOYAI KEDEE


     SEGERA MENGAKUI KEDAULATAN BANGSA WEST PAPUA SEBAGAI SEBUAH NEGARA !!!
     
    BANGSA PAPUA MENUNTUT UNTUK MENGAKUI KEDAULATAN NEGARA WEST PAPUA BARAT    





     
    PAPUA MERDEKA ADALAH SOLUSI BAGI BANGSA KITA PAPUA BARAT

    ,


    Selpius Bobii ( foto google/Jubi)
    Dalam kasus Papua
    , Republik Indonesia menghalalkan segala cara. Pendekatan penipuan dan kekuatan Militer menjadi pilihan utama Republik Indonesia dalam mempertahankan Papua Barat dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
    Republik Indonesia menipu bangsa Papua melalui kata-kata dan juga penipuan yang dikemas dalam berbagai paket politik, seperti Otonomi Khusus, UP4B, Pemekaran Provinsi/Kota/Kabupaten, dan lain-lain. Republik Indonesia juga menipu masyarakat internasional, baik individu, lembaga non pemerintah maupun pemerintah.
    Skenario penipuan tingkat tinggi Republik Indonesia yang sedang terjadi pada saat ini adalah kepada forum MSG. Berikut ini skenario penipuan RI kepada Negara-negara yang tergabung dalam forum MSG, antara lain: 
    Yang Pertama, untuk melihat atau mendengar situasi Papua pada awal Juni 2013 forum MSG diundang oleh pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan RI, Djoko Suyanto pada saat berkunjung ke Suva Fiji. Undangan itu disampaikan Djoko Suyanto kepada Perdana Menteri Fiji yang saat itu menjabat sebagai ketua forum MSG.
    Yang Kedua, dalam rapat penentuan Agenda KTT MSG, pada 16 Juni 2013 para Menlu MSG merekomendasikan bahwa menunda pembahasan aplikasi WPNCL untuk menjadi anggota MSG. Disepakati keanggotaan Papua Barat dalam MSG akan diputuskan setelah MSG memenuhi undangan dari RI.
    Yang Ketiga, dalam Komunike Bersama pimpinan MSG, khususnya dalam point 20 dan 21 membahas terkait soal Papua Barat. Dalam point 20 secara tegas menyatakan bahwa Papua Barat masih memiliki kesempatan untuk penentuan Nasib sendiri. Juga MSG menyatakan keprihatinan atas HAM dan Kejahatan RI terhadap orang asli Papua.
    Dalam point 21 membuat peta jalan terkait keanggotaan Papua Barat dalam forum MSG, yaitu keanggotaan Papua Barat dalam forum MSG akan diputuskan selambat-lambatnya 6 bulan setelah Menlu MSG berkunjung ke Indonesia. Menlu MSG akan mengajukan laporan kunjungan kepada pimpinan MSG. Laporan itu akan menjadi acuan dalam ambil keputusan keanggotaan Papua Barat dalam MSG.
    Yang keempat, RI berhasil menggantung penentuan status keanggotaan Papua Barat dalam MSG. RI memanfaatkan kesempatan 6 bulan itu dengan menempuh berbagai pendekatan. RI mengundang beberapa Negara dalam forum MSG secara terpisah untuk dipengaruhi dan meningkatkan hubungan kerja sama bilateral.
    Yang kelima, selama dalam 6 bulan, RI tidak mengundang para Menlu MSG datang berkunjung ke Indonesia. Baru pada awal Januari 2014, Pemerintah Indonesia mengundang Para Menlu MSG datang berkunjung ke Indonesia (Jakarta, Papua dan Ambon).
    Yang keenam, RI merancang skenario untuk memenangkan kunjungan para Menlu MSG itu. Vanuatu membaca skenario itu, maka Perdana Menteri Vanuatu mengajukan protes tegas kepada para anggota MSG lainnya yang mau memenuhi undangan RI yang sarat dengan kepentingan.
    Perdana Menteri Vanuatu tidak bersedia mengirim Menlu Vanuatu untuk berkunjung ke Indonesia. Sikap ini diambil juga oleh Kanaky. Vanuatu dan Kanaky hanya mengirim utusan untuk memonitoring.
    Yang ketujuh, para Menlu MSG tiba di bandara Sentani-Jayapura pada 13 Januari jam 05:20 subuh. Mereka dijemput oleh Kapolda, Pangdam XVII Cenderawasih dan Muspida Kabupaten Jayapura. Para Menlu MSG dikawal ketat oleh TNI, POLRI dan BIN.
    Yang kedelapan, dalam kunjungan para Menlu MSG itu, Pemerintah Indonesia tidak memberi akses bagi tiga Menlu MSG untuk bertemu dengan para tokoh dan pemimpin komponen Perjuangan Pembebasan Bangsa Papua. Para Menlu MSG itu hanya diberi akses untuk bertemu dengan pejabat Pemerintah Indonesia, baik di pusat maupun di daerah, juga bertemu dengan pendukung merah Putih (pro NKRI).
    Bahkan DPRP dan MRP sebagai lembaga resmi Indonesia pun tidak diundang untuk bertemu dengan para Menlu MSG. Pemerintah hanya mengundang beberapa anggota MRP dan DPRP yang tergabung dalam Barisan Merah Putih. Karena itu, MRP dan DPRP menyatakan protes tegas sebagai bentuk kekecewaan karena tidak diberi akses untuk bertemu dengan para Menlu MSG itu.
    Yang kesembilan, Menlu MSG diperlakukan RI seperti yang datang atau tiba di bandara Sentani-Jayapura pada saat orang masih tidur nyenyak jam 05:20 waktu Papua. Tindakan ini tidak sesuai dengan protokoler Negara.
    Yang kesepuluh, massa rakyat bangsa Papua yang sedang menggelar demo damai untuk menjemput kunjungan itu, gabungan TNI dan POLRI membubarkan mereka secara paksa. Dalam insiden itu, polisi pun menangkap 46 orang asli Papua. Setelah para Menlu MSG meninggalkan Jayapura barulah pada jam 15.00 waktu Papua Barat, 46 orang itu dibebaskan. Ini hanyalah skenario penipuan RI kepada para Menlu MSG bahwa Tanah Papua itu aman-aman saja. Padahal di tanah Papua Barat sedang terjadi darurat kemanusiaan secara terselubung yang paling mengerikan.
    Yang kesebelas, kunjungan para Menlu MSG ke Ambon disambut secara meriah sebagai tamu Negara. Ini adalah siasat RI untuk mengelabui para Menlu MSG bahwa rumpun Melanesia di Indonesia itu lebih baik dan lebih banyak.
    Yang keduabelas, dalam pertemuan Pemerintah Propvnsi Papua dengan para Menlu MSG, Gubernur Papua (Lukas Enembe) menyatakan bahwa mari kita melupakan masa lalu Papua.
    Kini era reformasi telah memberi peluang kepada kita untuk membangun Papua melalui Otonomi Khusus (Otsus) yang sekarang sedang diubah menjadi Otonomi Khusus (Otsus) Plus sebagai solusi kemajuan Papua, (sumber Siaran RRI Jayapura, 14/01/2014).
    Para delegasi MSG ini tertipu dengan skenario RI. Dalam kesempatan itu juga para Menlu MSG ini mengakui bahwa Otonomi Khusus (Otsus) Papua berhasil dengan baik, (Sumber siaran RRI Jayapura, 14/01/2014).
    Bagaimana mungkin Otonomi Khusus (Otsus) Papua itu berhasil dengan baik, sementara tidak ada keberpihakan, perlindungan dan pemberdayaan kepada orang asli Papua? Otonomi Khusus (Otsus) Papua memang berhasil dalam menciptakan diskriminasi, marginalisasi, ketidak-adilan, minoritasi orang asli Papua, menciptakan kekerasan dan kejahatan kemanusiaan terhadap orang asli Papua, yang seruannya ini berdampak pada pemusnahan etnis Papua.
    Yang ketigabelas, sesuai jadwal, pada 15/01/2014 tiga Menlu MSG bertemu dengan presiden SBY untuk tanda tangan beberapa kesepakatan kerja sama.
    Yang keempatbelas, para Menlu MSG akan buat laporan kunjungannya kepada pimpinan MSG akan ambil keputusan: apakah Papua Barat diterima menjadi anggota MSG atau tidak? Jika aplikasi Papua Barat diterima, maka langsung menjadi status anggota resmi atau menjadi status peninjau tetap dalam forum MSG. Jika aplikasi Papua Barat ditolak, maka RI akan tetap menjadi peninjau dalam forum MSG.
    Yang kelimabelas, kunjungan para Menlu MSG ke Indonesia hanya bertemu dengan pemerintah Indonesia dan masyarakat pro NKRI. Para Menlu MSG tidak bertemu dengan para tokoh dan pimpinan Papua Merdeka. Maka laporan yang akan dibuat oleh tiga Menlu MSG itu tidak berimbang (sepihak). Secara logika, manusia dapat diprediksi bahwa MSG akan menguntungkan RI, kecuali ada mujizat Tuhan.
    Inilah beberapa skenario penipuan RI kepada MSG. Tujuannya adalah:
    Pertama, RI mau menggagalkan upaya bangsa Papua Barat menjadi anggota resmi dalam forum MSG;
    Yang kedua, RI pertahankan penjajahan atas Papua dan memperpanjang penderitaan orang asli Papua;
    Yang ketiga, RI merusak hubungan kerja sama antara Negara-negara di kawasan Melanesia;
    Yang keempat, RI meningkatkan hubungan kerja sama dengan Negara-negara tertentu di kawasan Melanesia.
    Menurut tuan Filep J.S. Karma (Tahanan Politik Hati Nurani Papua di Penjara Abepura) mengatakan, RI adalah wirus dalam forum MSG. Virus ini sedang menghancurkan hubungan kerjasama yang terjalin baik selama ini dalam forum MSG. Beliau (Karma) berharap bahwa forum MSG dengan secepatnya mengeluarkan virus RI ini, jika tidak dikeluarkan, maka virus ini akan menghancurkan solidaritas Negara-bangsa di kawasan Melanesia.
    Selpius Bobii, Ketua Umum Front PEPERA Papua Barat, Juga Tapol Papua di Penjara Abepura.


Top