Most Popular
This Week
ALIANSI MAHASISWA PAPUA ( AMP ) GELAR AKSI DEMONTRASI DI BANDUNG
Puluhan Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) se-jawa bali mengadakan aksi demontrasi di bandung, jawa barat;...
MENGETAHUI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )
AKPER NABIRE Bandung, => Puluhan mahasiswa dan mahasiswi yang kuliah di kampus Akademi Keperawatan ( Akper ) Nabire Papua ,...
Popular Posts
Latest Stories
What is new?
Comments
What They says?
Moyaipai,
PENDIDIKAN
»
Sekilas Info Pendidikan Papua
Sekilas Info Pendidikan Papua
By Unknown On Selasa, 03 Juli 2012
Moyaipai,
PENDIDIKAN
0 comments
Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) usia 0 – 6 tahun ke depan
diharapkan semakin baik dan terintegrasi. Layanan untuk
menumbuhkembangkan anak – anak ini akan mengintegrasikan antara layanan
pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan. UNESCO menargetkan pada
2015 angka partisipasi PAUD mencapai 75 persen.
“PAUD adalah salah satu program education for all dan itu ada di urutan pertama dan komitmen internasional terhadap PAUD sangat jelas. Oleh karena itu, kita berupaya selain untuk meningkatkan akses pendidikan, tetapi kita juga harus fokus kepada mutu,” katanya Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Dirjen PNFI) Depdiknas Hamid Muhammad saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media, Depdiknas, Senin (16/11/2009).
Hamid mengatakan, jenis layanan PAUD adalah formal dan nonformal meliputi kelompok bermain, penitipan anak, satuan paud sejenis, dan yang diselenggarakan oleh kelompok agama seperti taman pendidikan Alquran. Dia menjelaskan, satuan PAUD sejenis bermacam – macam seperti POS PAUD yang merupakan integrasi layanan pendidikan kesehatan dan gizi. “Jadi PAUD yang diintegrasikan dengan Posyandu,” katanya.
Hamid menyampaikan, pemerintah saat ini sedang merintis PAUD holistik terpadu yang sedang diujicobakan di daerah Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. “Termasuk yang sedang kita rintis PAUD berbasis keluarga. Model ini akan kita rintis dan betul – betul kita tangani dengan baik. Nanti mudah – mudahan dalam satu tahun sudah ada diseminasi kabupaten dan kota yang punya komitmen untuk mengembangkan PAUD,” katanya.
Hamid menyebutkan, jumlah penduduk usia PAUD di Indonesia 30 juta orang. Angka partisipasi kasar (APK) PAUD pada 2008 50,6 persen dan diproyeksikan pada akhir 2009 mencapai 53 persen. “Pada 2014 atau akhir Kabinet Indonesia Bersatu II bisa mencapai 72 persen,” katanya.
Hamid mengatakan, Direktorat Jenderal PNFI akan menggelar Indonesia International Early Childhood Education Conference and Exhibition 2009 pada 19 – 20 November 2009 di Surabaya, Jawa Timur. Dia menyebutkan, kegiatan akan menghadirkan 17 pembicara ahli dari Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Hamid mengatakan, kegiatan ini akan membahas isu – isu aktual yang sedang berkembang di seluruh dunia dan berbagai metode layanan yang dikembangkan di berbagai belahan bumi.
“Praktek – praktek terbaik layanan PAUD yang ada di berbagai negara kita coba sharing, sehingga nantinya layanan pendidikan PAUD ini ke depan di Indonesia bukan hanya aksesnya yang bertambah, tapi juga harus diikuti dengan layanan PAUD yang lebih bagus dan terintegrasi,” kata Hamid. Hal ini ditujukan agar anak – anak generasi bangsa Indonesia ke depan semakin baik dan berkembang, sehingga menjadi aset potensial bagi kemajuan bangsa ini.
Direktur PAUD Sudjarwo Singowidjojo menyebutkan, kebutuhan pendanaan PAUD agar mutunya bagus dan memenuhi standar pertahunnya antara Rp 3 milyar sampai dengan Rp 4 milyar. Dia menyebutkan, anggaran saat ini Rp500 miliar. “Pemerintah daerah dihimbau untuk memberikan kontribusi yang memadahi,” katanya.***
“PAUD adalah salah satu program education for all dan itu ada di urutan pertama dan komitmen internasional terhadap PAUD sangat jelas. Oleh karena itu, kita berupaya selain untuk meningkatkan akses pendidikan, tetapi kita juga harus fokus kepada mutu,” katanya Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Dirjen PNFI) Depdiknas Hamid Muhammad saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media, Depdiknas, Senin (16/11/2009).
Hamid mengatakan, jenis layanan PAUD adalah formal dan nonformal meliputi kelompok bermain, penitipan anak, satuan paud sejenis, dan yang diselenggarakan oleh kelompok agama seperti taman pendidikan Alquran. Dia menjelaskan, satuan PAUD sejenis bermacam – macam seperti POS PAUD yang merupakan integrasi layanan pendidikan kesehatan dan gizi. “Jadi PAUD yang diintegrasikan dengan Posyandu,” katanya.
Hamid menyampaikan, pemerintah saat ini sedang merintis PAUD holistik terpadu yang sedang diujicobakan di daerah Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. “Termasuk yang sedang kita rintis PAUD berbasis keluarga. Model ini akan kita rintis dan betul – betul kita tangani dengan baik. Nanti mudah – mudahan dalam satu tahun sudah ada diseminasi kabupaten dan kota yang punya komitmen untuk mengembangkan PAUD,” katanya.
Hamid menyebutkan, jumlah penduduk usia PAUD di Indonesia 30 juta orang. Angka partisipasi kasar (APK) PAUD pada 2008 50,6 persen dan diproyeksikan pada akhir 2009 mencapai 53 persen. “Pada 2014 atau akhir Kabinet Indonesia Bersatu II bisa mencapai 72 persen,” katanya.
Hamid mengatakan, Direktorat Jenderal PNFI akan menggelar Indonesia International Early Childhood Education Conference and Exhibition 2009 pada 19 – 20 November 2009 di Surabaya, Jawa Timur. Dia menyebutkan, kegiatan akan menghadirkan 17 pembicara ahli dari Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Hamid mengatakan, kegiatan ini akan membahas isu – isu aktual yang sedang berkembang di seluruh dunia dan berbagai metode layanan yang dikembangkan di berbagai belahan bumi.
“Praktek – praktek terbaik layanan PAUD yang ada di berbagai negara kita coba sharing, sehingga nantinya layanan pendidikan PAUD ini ke depan di Indonesia bukan hanya aksesnya yang bertambah, tapi juga harus diikuti dengan layanan PAUD yang lebih bagus dan terintegrasi,” kata Hamid. Hal ini ditujukan agar anak – anak generasi bangsa Indonesia ke depan semakin baik dan berkembang, sehingga menjadi aset potensial bagi kemajuan bangsa ini.
Direktur PAUD Sudjarwo Singowidjojo menyebutkan, kebutuhan pendanaan PAUD agar mutunya bagus dan memenuhi standar pertahunnya antara Rp 3 milyar sampai dengan Rp 4 milyar. Dia menyebutkan, anggaran saat ini Rp500 miliar. “Pemerintah daerah dihimbau untuk memberikan kontribusi yang memadahi,” katanya.***
About Unknown
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Tidak ada komentar: