Pace mace tong Orang Papua to….!!
Apa
untungya kita ikut coplos dalam pemilihan persiden besok….? Sebelum tong ikut
pemilu saya hanya mau bilang begini ! tiap tahun kita ikut pemilihan tapi kita
pu hidup ini tidak berupa…!!
Setiap 5 tahun orang
papua ikut pemilihan DPR maupun pemilihan persiden namun tidak ada perubahan yang siknifikan tarap hidup orang asli Papua,
tetap hidup melarat diatas kekayaan alam yang melimpah. Masyarakat papua jadi
minioritas di atas tanahnya sendiri, diskriminasi rasial terus berlangsung sampaai
dengan hari ini. Orang Asli Papua hidup di kampung-kampung , di kubuk-kubuk dan
di sudut - sudut kota, sedangkan dalam kota dikuasi oleh mereka yang datang
dari luar.
Tokoh-tokoh Mol-mol
besar dalam kota milik pendatang, di pasar
–pasar pemerintah bangun dikuasai oleh
pendatang sedangkan tong pu mama-mama pendagang
asli Papua dari tahun ke tahun tetap jualan di pinggir jalan tempat yang pecek
diatas tanah mengalaskan karung dan karton.
Jika demikian bagimana
solusinya apakah kita akan tetap diam dan melarat seperti ini ? coba kita Tanya
kepada pemerintah apakah pasar yang di bangun pemerintah hanya untuk mereka
yang punya modal alias pendatang ? sampai kapan kita hidup seperti ini, menjadi
penonton ?
Kini saatnya pesta
demokrasi akan kita hadapi dalam 2 bulan yang akan datang, bagimana sikap kita
orang asli papua ? ingat setiap tahun dalam pemilihan persiden maupun DPR kita
rame-rame ke TPS ikut coplos, mukin sekitar 5 menit kita gunakan untuk coplos
tapi, kita tidak sadar bahwa 5 menit kita gunakan di TPS mengutungkan mereka
selama 5 tahun menikmati uang otonomi khusus.
Satu hal yang sangat
penting kita orang Papua harus sadar adalah kita rame-rame ke TPS tapi apa yang
kita dapat selama 5 tahun ? para elit
politik kaum borjuis Tikus-tikus berdasi hanya jadikan masyarakat Papua
menjadi obyek demi kepentingan politik peraktis mereka, tanpa memikirkan nasib
Rakyat yang memilih mereka dalam pesta demokrasi.
Orang Papua Barat harus
berfikir baik sebelum ikut pesta demokrasi di Papua Barat, yang perlu
perhatikan kita bersama sebagai orang Papua adalah, Selama 52 tahun lebih Indonesia
ada di Papua namun tidak ada perubahan yang siknifikan bagi kelangsungan hidup
orang asli Papua, namun yang ada hanya pembunuhan pembantaian pencaplokan
diskriminasi rasial dan kita jadi minioritas di tanah kami sendiri.
Dengan demikian sebelum
kita melangkah jauh menghadapi pemilihan DPR dan persiden dalam pesta demokrasi 9 April dan 9
Juni 2014 mendatang, saya hanya
memnyampaikan beberapa hal penting untuk orang Papua perhatikan sebelum ikut dalam pemilihan Persiden Indonesia piriode 2014-2019.
ANALISI TENTANG PARA CALON
PERSIDEN INDONESIA SAAT INI
Calon persiden 2014 saat ini adalah beberapa petinggi Militer di Negara
ini, baik dari TNI anggatan darat Manupun kopasus, Misalnya WIRANTO salah satu petinggi Militer yang merupakan angkatan darat yang pernah mengeluarkan
intruksi dan melakukan pembunuhan masal di Biak Papua Barat, pada saat Wiranto
menjadi panglima TNI Angkatan darat Pernah membunuh Ribuan orang di Biak,
pernah melakukan pembantaian di Ach dan Juga Tmor Leste.
Selain itu PRABOWO SUGIANTO salah satu Petinggi
kopasus yang Pernah melakukan Operasi Militernya di Mapinduma kabupaten
Jayawijayawamena Papua Barat, selain itu prabowo juga ikut terlibat di
Timurleste dan Aceh. Sehingga Prabowo Sugianto Maupun, Wiranto naik menjadi
Persiden di Indonesia maka orang Papua akan kembali ke jaman orde Baru dan Orde
lama, artinya bahwa orang papua barat akan berhadapan dengan tangan bessi.
Jika, Yokowi alias Joko Widodo yang saat ini menjadi
Gubernur DKJ yang akan terpilih maka
kemukinan besar JOKOWI akan menerapkan sitem militer Karen abelijau belum
mengetahui kondidisi di Papua , sehingga akan mengandalkan militer di Papua
Barat. Selain itu Jokowi dicalonkan oleh PDIP yang ketua umumnya adalah Megawati
yang pernah Membunuh Almarhum Theys H Eluay dan Mega adalah salah satu anak dari Persiden Soekarno yang
merupakan militer maka, Jokowi jadi persiden maka Ruang demokrasi akan tutup
dan akan menerapkan UUD darurat. Dengan demikian walaupun Jokowi orang brokrat
namun di belakang ada mega maka semua kebiyakan di Papua akan di atur oleh
Mega.
Kemudian AB alias Abrusal Baggiri yang terpilih
menjadi persiden maka yang akan terjadi di Papua adalah semua sumberya alam
yang ada di Papua akan diexploritasi untuk kepentingan Negara, seperti saat ini
kita lihat PTPI di Timika. Abrusal Baggiri akan menamkan saham Asing pada
umumnya Negara-negara kapitalis seperti Amerika Inggris dan Negara lain,
sehingga Sumber daya alam di Papua akan
dikelolah untuk kepentingan Negara, tanpa memikirkan nasib bangsa Papua seperti
PT.Freefort Indonesia di Timika.
Selain itu hasil sumber daya alam di papua
akan menutupi korban Lapindo karena AB merupakan pemilik Lapindo saat ini
mengeluarkan lupur panas sampai menghancurkan sumah dan lahan petani, sampai
dengan saat ini perusahaan tidak mampu menutupi kerugian lahan dan rumah
disana.
Selain itu orang Papua
harus sadar dan tau bahwa, selama 52
tahun kita bersama Indonesia kami orang
Papua hanya menjadi obyek dalam segalah
bidang baik bidang Ekonomi, Politik Maupun Sosial, oleh karena itu
saatnya orang Papua harus menyatakan sikap yang jelas sebelum menghadapi
pilpres 2014 mendatang.
Kita lihat atau tidak
lihat, kita sadar atau tidak sadar yang
perlu perhatian kita bersama adalah yang jadi calon Persiden sampai dengan
terpilih jadi persiden adalah bukan orang Papua namun orang Indonesia alias
Orang jawa. Negara ini berlaku 5 sila yang merupakan ideology Negara Indonesia namun
dalam aplikasinya pancasila tidak pernah di terapkan.
Contonya, yang jadi Persiden Harus Orang Jawa
Asli, tidak boleh orang Luar jawa yang jadi persiden, selin itu yang naik jadi
persiden adalah wajib orang yang beragama Islam, tidak boleh dari agama lain,
kemudian Contoh lain adalah banyak putra-putri Papua kulia di jawa namun tidak pernah menjadi CPNS di pulau jawa,
bahkan tidak diperbolehkan orang luar jawa tes CPNS
disana kecuali orang Jawa asli.
Dengan demikian kami
simpulkan bahwa pancasila dan undang-undang hanya topeng, atu hanya formalitas
diatas kertas, yang sebenarnya Negara ini
adalah Negara Islam terbesar yang ke 4 di Dunia.
Berdasarkan hal tersebut
diatas maka saat ini orang Papua harus lakukan adalah satukan tekat dan satukan hati Untuk
menyatakan sikap secara terbuka kepada Pemerintah Indonesia dan dunia bahwa
kami tidak Mau Ikut Pilpres 2014, karena alasan sangat jelas bahwa yang jadi
calon persiden adalah bukan orang Papua selain itu kami tetap beda dengan
indonesia.
Oleh sebab itu disini
penulis sarankan bahwa Pertama, jika
orang Papua Ingin bebas menetukan nasib sendiri maka berani mengambil resiko
dalam hal ini kita harus Boikot Pilpres 2014. Yang kedua, orang Papua 250 suku yang ada di Papua sorong sampai
merauke memili Golongan Puti atau (GOLPUT).
Yang
ke Tiga adalah lakukan Moblisai Umum sorong Sampai Merauke untuk
menuntut Referendum, Karena Penentuan Nasib Sendiri (Self Determination ) Solusi Terbaik.
Yang ke Empat jika kita orang Papua akan Ikut Memilih maka
secara tidak langsung kitan sendiri mempertahankan penindasan dan penjajahan di
Papua karena orang papua berpastisifasi dalam pesta demokrasi Indonesia berarti
kita mengakui keberadaan NKRI di Papua 5 tahun yang akan datang.
Karen ikut pemilihan
atau tidak ikut itu hak setiap orang. Selain itu tidak ada Undang-undang di Negara
ini yang mengatakan bahwa Setiap orang wajib atau harus ikut pemilihan, mau
pilih atau tidak itu merupakan hak setiap orang, jadi tidak bias dipaksakan.
By.
Nesta GImbal Sekum KNPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar