Jumat, 21 Maret 2014

BOIKOT PILPRES SOLUSI REFERENDUM

Pace mace tong Orang Papua to….!!  
Apa untungya kita ikut coplos dalam pemilihan persiden besok….? Sebelum tong ikut pemilu saya hanya mau bilang begini ! tiap tahun kita ikut pemilihan tapi kita pu hidup ini tidak berupa…!!
Setiap 5 tahun orang papua ikut pemilihan DPR maupun pemilihan persiden namun tidak ada perubahan  yang siknifikan tarap hidup orang asli Papua, tetap hidup melarat diatas kekayaan alam yang melimpah. Masyarakat papua jadi minioritas di atas tanahnya sendiri, diskriminasi rasial terus berlangsung sampaai dengan hari ini. Orang Asli Papua hidup di kampung-kampung , di kubuk-kubuk dan di sudut -  sudut kota,  sedangkan dalam kota dikuasi oleh mereka yang datang dari luar. 
Tokoh-tokoh Mol-mol besar dalam  kota milik pendatang, di pasar –pasar  pemerintah bangun dikuasai oleh pendatang sedangkan tong pu mama-mama  pendagang asli Papua dari tahun ke tahun tetap jualan di pinggir jalan tempat yang pecek diatas tanah mengalaskan karung dan karton. 
Jika demikian bagimana solusinya apakah kita akan tetap diam dan melarat seperti ini ? coba kita Tanya kepada pemerintah apakah pasar yang di bangun pemerintah hanya untuk mereka yang punya modal alias pendatang ? sampai kapan kita hidup seperti ini, menjadi penonton ?
Kini saatnya pesta demokrasi akan kita hadapi dalam 2 bulan yang akan datang, bagimana sikap kita orang asli papua ? ingat setiap tahun dalam pemilihan persiden maupun DPR kita rame-rame ke TPS ikut coplos, mukin sekitar 5 menit kita gunakan untuk coplos tapi, kita tidak sadar bahwa 5 menit kita gunakan di TPS mengutungkan mereka selama 5 tahun menikmati uang otonomi khusus.
Satu hal yang sangat penting kita orang Papua harus sadar adalah kita rame-rame ke TPS tapi apa yang kita dapat selama 5 tahun ? para elit politik kaum borjuis Tikus-tikus berdasi hanya jadikan masyarakat Papua menjadi obyek demi kepentingan politik peraktis mereka, tanpa memikirkan nasib Rakyat yang memilih mereka dalam pesta demokrasi.
Orang Papua Barat harus berfikir baik sebelum ikut pesta demokrasi di Papua Barat, yang perlu perhatikan kita bersama sebagai orang Papua adalah, Selama 52 tahun lebih Indonesia ada di Papua namun tidak ada perubahan yang siknifikan bagi kelangsungan hidup orang asli Papua, namun yang ada hanya pembunuhan pembantaian pencaplokan diskriminasi rasial dan kita jadi minioritas di tanah kami sendiri.
Dengan demikian sebelum kita melangkah jauh menghadapi pemilihan DPR dan  persiden dalam pesta demokrasi 9 April dan 9 Juni 2014  mendatang, saya hanya memnyampaikan beberapa hal penting untuk orang Papua perhatikan sebelum ikut  dalam pemilihan Persiden Indonesia piriode  2014-2019.
ANALISI TENTANG PARA CALON PERSIDEN INDONESIA SAAT INI
Calon persiden 2014  saat ini adalah beberapa petinggi Militer di Negara ini, baik dari TNI anggatan darat Manupun kopasus, Misalnya WIRANTO salah satu petinggi Militer yang merupakan  angkatan darat yang pernah mengeluarkan intruksi dan melakukan pembunuhan masal di Biak Papua Barat, pada saat Wiranto menjadi panglima  TNI Angkatan  darat Pernah membunuh Ribuan orang di Biak, pernah melakukan pembantaian di Ach dan Juga Tmor Leste.
Selain itu PRABOWO SUGIANTO salah satu Petinggi kopasus yang Pernah melakukan Operasi Militernya di Mapinduma kabupaten Jayawijayawamena Papua Barat, selain itu prabowo juga ikut terlibat di Timurleste dan Aceh. Sehingga Prabowo Sugianto Maupun, Wiranto naik menjadi Persiden di Indonesia maka orang Papua akan kembali ke jaman orde Baru dan Orde lama, artinya bahwa orang papua barat akan berhadapan dengan tangan bessi.
Jika,  Yokowi  alias Joko Widodo yang saat ini menjadi Gubernur DKJ  yang akan terpilih maka kemukinan besar JOKOWI akan menerapkan sitem militer Karen abelijau belum mengetahui kondidisi di Papua , sehingga akan mengandalkan militer di Papua Barat. Selain itu Jokowi dicalonkan oleh PDIP yang ketua umumnya adalah Megawati yang pernah Membunuh Almarhum Theys H Eluay  dan Mega adalah salah  satu anak dari Persiden Soekarno yang merupakan militer maka, Jokowi jadi persiden maka Ruang demokrasi akan tutup dan akan  menerapkan UUD darurat.  Dengan demikian walaupun Jokowi orang brokrat namun di belakang ada mega maka semua kebiyakan di Papua akan di atur oleh Mega.
Kemudian AB alias Abrusal Baggiri yang terpilih menjadi persiden maka yang akan terjadi di Papua adalah semua sumberya alam yang ada di Papua akan diexploritasi untuk kepentingan Negara, seperti saat ini kita lihat PTPI di Timika. Abrusal Baggiri akan menamkan saham Asing pada umumnya Negara-negara kapitalis seperti Amerika Inggris dan Negara lain, sehingga Sumber daya alam di Papua  akan dikelolah untuk kepentingan Negara, tanpa memikirkan nasib bangsa Papua seperti PT.Freefort Indonesia di Timika.
 Selain itu hasil sumber daya alam di papua akan menutupi korban Lapindo karena AB merupakan pemilik Lapindo saat ini mengeluarkan lupur panas sampai menghancurkan sumah dan lahan petani, sampai dengan saat ini perusahaan tidak mampu menutupi kerugian lahan dan rumah disana.
Selain itu orang Papua harus sadar dan tau  bahwa, selama 52 tahun kita bersama Indonesia kami orang  Papua hanya menjadi obyek dalam segalah  bidang baik bidang Ekonomi, Politik Maupun Sosial, oleh karena itu saatnya orang Papua harus menyatakan sikap yang jelas sebelum menghadapi pilpres 2014 mendatang. 
Kita lihat atau tidak lihat, kita sadar atau tidak sadar  yang perlu perhatian kita bersama adalah yang jadi calon Persiden sampai dengan terpilih jadi persiden adalah bukan orang Papua namun orang Indonesia alias Orang jawa. Negara ini berlaku 5 sila yang merupakan ideology Negara Indonesia namun dalam aplikasinya pancasila tidak pernah di terapkan.
 Contonya, yang jadi Persiden Harus Orang Jawa Asli, tidak boleh orang Luar jawa yang jadi persiden, selin itu yang naik jadi persiden adalah wajib orang yang beragama Islam, tidak boleh dari agama lain, kemudian Contoh lain adalah banyak putra-putri Papua kulia di jawa  namun tidak pernah menjadi CPNS di pulau jawa,  bahkan  tidak diperbolehkan orang luar jawa tes CPNS disana kecuali orang  Jawa asli.
Dengan demikian kami simpulkan bahwa pancasila dan undang-undang hanya topeng, atu hanya formalitas diatas kertas,  yang sebenarnya Negara ini adalah Negara Islam terbesar yang ke 4 di Dunia.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka saat ini orang Papua harus lakukan adalah  satukan tekat dan satukan hati Untuk menyatakan sikap secara terbuka kepada Pemerintah Indonesia dan dunia bahwa kami tidak Mau Ikut Pilpres 2014, karena alasan sangat jelas bahwa yang jadi calon persiden adalah bukan orang Papua selain itu kami tetap beda dengan indonesia.
Oleh sebab itu disini penulis sarankan bahwa Pertama, jika orang Papua Ingin bebas menetukan nasib sendiri maka berani mengambil resiko dalam hal ini kita harus Boikot Pilpres 2014. Yang kedua, orang Papua 250 suku yang ada di Papua sorong sampai merauke memili Golongan Puti atau (GOLPUT).  
Yang ke Tiga adalah lakukan Moblisai Umum sorong Sampai Merauke untuk menuntut Referendum, Karena Penentuan Nasib Sendiri (Self Determination )  Solusi Terbaik.  
Yang ke Empat jika kita orang Papua akan Ikut Memilih maka secara tidak langsung kitan sendiri mempertahankan penindasan dan penjajahan di Papua karena orang papua berpastisifasi dalam pesta demokrasi Indonesia berarti kita mengakui keberadaan NKRI di Papua 5 tahun yang akan datang.
Karen ikut pemilihan atau tidak ikut itu hak setiap orang. Selain itu tidak ada Undang-undang di Negara ini yang mengatakan bahwa Setiap orang wajib atau harus ikut pemilihan, mau pilih atau tidak itu merupakan hak setiap orang, jadi tidak bias dipaksakan.
By. Nesta GImbal  Sekum KNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar