Papua Undang Antropolog dan Penelitian

Papua Undang Antropolog dan Penelitian
Timo Samin, pelaku serta tokoh Budaya Kamoro, Papua, mengundang para antropolog dan peneliti Indonesia untuk mendalami budaya orang Kamoro yang keunikannya tidak kalah dengan seni budaya daerah lain di Nusantara.
“Kami sangat terbuka dan membuka pintu terhadap peneliti dan siapa saja, dengan harapan budaya orang Kamoro, Papua bisa dikenal secara meluas di Indonesia maupun mancanegara,” kata Timo Samin  di sela-sela mengikuti Pekan Ragam Budaya Orang Kamoro di Ketewel, Kabupaten Gianyar, Sabtu.
Ia mengatakan, konflik antarsuku yang sering mencuat ke permukaan secara nasional hanya merupakan sekali, dua kali terjadi dari ratusan suku yang ada di Papua.
Di Papua sedikitnya terdapat 257 suku, diantaranya suku Kamoro yang penduduknya bermukim di wilayah sepanjang 300 kilometer di pesisir Selatan Papua, di antara Sungai Otakwa dan Teluk Etna.
Suku Kamoro memiliki keunikan ritual dan keunggulan budaya yang khas. Lewat kegiatan Pekan Ragam Budaya di Bali diharapkan mampu memperkenalkan serta menjembatani pemahaman kultural masyarakat terhadap warisan budaya Papua, tutur Timo Samin.
Direktur Eksekutif Papua Center  Fakultas Ilmu Sosial dan  Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Bambang Shergi Laksomono MSc menambahkan, Pekan Ragam Budaya Orang Kamoro, Papua berlangsung di tiga lokasi.
Selain di Bali juga di Bentara Budaya Jakarta dan di Perpustakaan Universitas Indonesia Jakarta. Dipilihnya Bali sebagai tempat pertama penyelenggaraan dengan  alasan tersendiri.
Bali sebagai etalase Indonesia yang dikenal masyarakat mancanegara serta sebagai pusat kebudayaan dan spiritual penting bagi bangsa Indonesia.
Ia berharap lewat Bali, budaya Papua dapat disebarluaskan dalam etalase Indonesia, sekaligus interaksi dengan masyarakat Bali dengan harapan memperoleh kekuatan makna dan menjadi “oleh-oleh” bagi kegiatan serupa berikutnya di Jakarta.

About Unknown

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply


Top