Most Popular
This Week
Sebuah Peristiwa Pengibaran Bendera Bersejarah Sinyal Kebangkitan untuk Nasib Papua Barat
Klaim Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri adalah mendapatkan dasar internasional . Tapi untuk ini menjadi kenyataan , lebih banyak pe...
Terbatasnya Tenaga Pelayanan Kesehatan di Meuwodide
Sedang santai dengan kediamannya, setelah Yogi pulang kampus (Foto Zaver Yogi/ Moyai) Bandung, - Fasilitas kesehatan berupa Puskesm...
Popular Posts
Latest Stories
What is new?
Comments
What They says?
FOTO-FOTO,
PENDIDIKAN
»
DELAPAN JENIS AFIKS
DELAPAN JENIS AFIKS
By Unknown On Rabu, 28 November 2012
FOTO-FOTO,
PENDIDIKAN
0 comments
“Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa
Inggris”
BY ANCOTEK MOYAI KEDEE
Sumber Ancotex |
Penelitian ini mencoba
mendeskripsikan jenis afiks secara komprehensif melalui analisis afiks dalam
tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Data
jenis afiks diambil dari beberapa buku linguistik umum dan morfologi. Data
ini kemudian dilengkapi dengan analisis kata berafiks yang ada dalam kamus
setiap bahasa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pembagian jenis afiks yang
lebih lengkap, yaitu delapan jenis afiks. Kedelapan jenis afiks ini adalah:
prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan
transfiks. Dari delapan jenis afiks ini, bahasa Indonesia memiliki jumlah
afiks terbanyak, yaitu lima jenis afiks. Sedangkan bahasa Inggris dan bahasa
Arab masing-masing memiliki empat jenis afiks.
Kata kunci: morfologi,
afiks, prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks,
simulfiks, superfiks, dan transfiks.
|
I.
Pendahuluan
Afiks adalah morfem
terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Fromkin dan Rodman,
1998:519). Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku
linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku
tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dapat
disebabkan oleh terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum
adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks.
Analisis afiks dalam artikel ini akan dibatasi pada tiga
bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Penulis
memilih bahasa Arab karena bahasa ini memiliki afiks yang unik yang disebut
transfiks (Bauer 1988: 24). Bahasa Indonesia dipilih karena jumlah afiksnya
yang cukup banyak. Sedangkan bahasa Inggris dipilih karena jumlah afiksnya yang
dianggap hanya dua (prefiks dan sufiks) serta adanya kerancuan klasifikasi
infiks (Katamba, 1994: 44-45). Dalam hal ini, penulis berusaha mencari jenis
afiks yang lain dan menjelaskan lebih lengkap mengenai fenomena infiks
tersebut.
Dalam menganalisis jenis afiks dari ketiga bahasa ini,
penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan
jenis-jenis afiks yang ada dalam ketiga bahasa yang diteliti. Dalam
mengumpulkan data, pertama-tama penulis mencatat jenis-jenis afiks dan
definisinya dari buku linguistik umum dan morfologi. Selanjutnya penulis
mencari contoh-contoh kata yang berafiks di setiap kamus besar dari ketiga
bahasa ini. Penulis juga berusaha mencari kata yang nampaknya berafiks tetapi
jenis afiksnya belum pernah diidentifikasi.
II. Tinjauan Kepustakaan
Para ahli linguistik membagi afiks dalam jenis yang
berbeda-beda. Matthews (1997:11) menyebutkan lima jenis afiks, yaitu: prefiks,
sufiks, infiks, sirkumfiks, dan superfiks. Secara umum, Katamba (1993:44)
menyebutkan tiga jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, dan infiks. Khusus untuk
bahasa Inggris, Katamba (1993:89) mengelompokkan afiks berdasarkan perilaku
fonologisnya, yaitu afiks non-netral dan afiks netral. Fromkin dan Rodman
(1998:71-73) menyebutkan empat jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan
sirkumfiks. Alwi dll (1988:31) menyebutkan ada empat jenis afiks dalam bahasa
Indonesia, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
Pengelompokan afiks yang cukup menyeluruh disebutkan oleh
Kridalaksana dll (1985) dan Bauer (1988). Kridalaksana dll (1985:19-21) menyebutkan
enam jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, dan
superfiks. Bauer (1988: 19-29) membedakan tujuh jenis afiks yang terdiri atas
enam afiks segmental, yaitu: sufiks, prefiks, sirkumfiks, infiks, interfiks,
dan transfiks; dan satu afiks suprasegmental, yang diistilahkan superfiks atau
simulfiks.
Penulis mengumpulkan contoh-contoh kata berafiks dari dua
kelompok sumber. Pertama dari buku-buku morfologi dan linguistik umum. Kedua
dari kamus umum setiap bahasa tersebut. Untuk bahasa Arab penulis menggunakan
kamus Al-‘Ashri (Ali dan Muhdar, 1996), untuk bahasa Indonesia digunakan Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Alwi ed, 2001), dan untuk bahasa Inggris
digunakan kamus Webster’s New World
College Dictionary Fourth Edition
(Agnes ed, 2001). Ketiga kamus ini dipilih karena isinya yang memuat jumlah
lema yang cukup banyak dan penggunaannya yang dianggap cukup meluas. Khusus
kamus bahasa Inggris di atas, penulis memilihnya karena dalam kamus tersebut
ada informasi proses pembentukan kata dari lema tertentu.
III. Analisis Data
Dari tiga bahasa yang dianalisis di sini, penulis
menemukan sembilan jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, sirkumfiks
(konfiks), trifiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Penjelasan
dan contoh setiap afiks dari ketiga bahasa ini adalah sebagai berikut:
1.
Prefiks
Prefiks disebut juga awalan. Prefiks
adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998:
31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus
yang berarti melekat (fixus, figere)
sebelum sesuatu (prae). Ketiga bahasa
yang dianalisis di sini semuanya memiliki prefiks.
Contoh:
Bahasa Arab: s-g-l ‘sibuk’ + a- à asyghal ‘menyibukkan.’
Bahasa Inggris: tangible ‘kasat mata’ + in- à intangible ‘tidak kasat mata’
Bahasa Indonesia: ajar + meng- à mengajar
2.
Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan
di bagian belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Istilah ini juga berasal dari
bahasa Latin suffixus yang berarti
melekat (fixus, figere) di bawah (sub[1])
. Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: b-sy-r ‘manuasia’ + -i à basyari ‘manusiawi’
Bahasa Inggris: amaze ‘kagum’ + -ment à amazement ‘kekaguman’
Bahasa Indonesia: beli + -kan à belikan
3.
Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang
diselipkan di tengah kata dasar (Alwi dll, 1998:32). Dalam bahasa Latinnya adalah infixus yang berarti melekat (fixus,
figere) di dalam (in). Bahasa
Arab tidak memiliki infiks. Bahasa Indonesia memiliki beberapa infiks, salah
satunya adalah infiks –em- dalam kata
gemetar (dari kata getar). Dalam bahasa Inggris, beberapa
ahli bahasa menyebutkan adanya infiks dalam situasi tertentu. Yule (1994)
menyebutkan infiks bloody untuk
ungkapan emosi, contohnya Hallebloodyluyah!
(dari kata Halleluyah). Katamba (1994: 44-45) menyebutkan bahwa infiks hanya
ada dalam bahasa Inggris kontemporer yang mungkin tidak digunakan dalam kondisi
yang sopan, contoh: in-fuckin-stantiate.
Menurut pendapat penulis, satu kata (yang mungkin memiliki lebih dari satu
morfem[2])
tidak seharusnya dimasukkan dalam kategori afiks, karena afiks adalah morfem
terikat. Oleh sebab itu, menurut penulis, bahasa Inggris tidak memiliki infiks.
4.
Konfiks
Konfiks
disebut juga ambifiks atau sirkumfix. Secara etimologis dari bahasa Latin,
ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti. Kon-
berasal dari kata confero yang
berarti secara bersamaan (bring together),
ambi- berasal dari kata ambo yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo
yang berarti ditaruh disekeliling (put
around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut Alwi dll (1198:32) konfiks adalah
gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak
diimbuhkan. Bahasa Arab dan bahasa Inggris memiliki kata yang dibentuk dengan
prefiks dan sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: dh-r-b ‘memukul’+ ma- dan -un à madharabun ‘tempat memukul’
Bahasa Inggris: accept
‘menerima’
+ un- dan -able à unacceptable ‘tidak berterima’
Akan
tetapi, contoh tersebut hanya merupakan kombinasi afiks, bukan konfiks karena
tidak secara serentak diimbuhkan. Dalam bahasa Arab, ada kata madharab dan dalam
bahasa Inggris ada kata acceptable.
Konfiks dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia, contohnya kata kelaparan (dari kata lapar). Konfiks ke-…-an diimbuhkan secara serentak (tidak ada kata kelapar atau laparan). Kridalaksana dll (1985:20) menyebutkan ada empat konfiks
dalam bahasa Indonesia, yaitu: ke-…-an, peN-…-an, per-…-an, dan ber-…-an.
5.
Interfiks
Bauer(1988: 23-24) menyebut interfiks
sebagai afiks yang muncul di antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Kata
interfiks berasal dari bahasa Latin inter
yang berarti berada di antara, dan fixus
yang berarti melekat. Dengan demikian, dapat dibedakan dengan infiks yang
berarti melekat di dalam. Contoh interfiks dapat dilihat dalam bahasa Arab.
Interfiks -ul- muncul di antara kata birr dan walad, sehingga menjadi birr-ul-walad
‘bakti anak’. Penulis tidak menemukan interfiks dalam bahasa Indonesia. Untuk
bahasa Inggris, penulis berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap
memiliki interfiks karena pengaruh bahasa Latin. Contohnya interfiks -o- dalam kata morphology. Morph dan logy memiliki lema tersendiri dalam
kamus Webster’s New World. Gabungan
kedua kata ini memerlukan interfiks -o-
sehingga gabungannya bukan morphlogy
melainkan morphology[3].
Istilah morfologi dalam bahasa
Indonesia tidak dapat dianggap memiliki interfiks -o- karena hanya kata morf yang
ada dalam lema KBBI, tidak ada lema logi.
6.
Simulfiks
Definisi
simulfiks dapat dilihat dari asal katanya dalam bahasa Latin simulatus ‘bersamaan, membentuk’ dan fixus ‘melekat’. Menurut Kridalaksana
dll (1985: 20), simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri
segmental yang dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks
dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar.
Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam bahasa Indonesia tidak baku,
contoh: kopi à ngopi.
Bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak memiliki simulfiks.
7.
Superfiks
Superfiks
atau suprafiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri
suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental
(Kridalaksana dll, 1985: 21). Bauer (1988:29) menyamakan istilah superfiks
dengan simulfiks. Dari asal kata bahasa Latin, supra berarti di atas (above)
atau di luar (beyond), sedangkan simulatus berarti bersamaan. Dari contoh
suprafiks dalam bahasa Inggris, ‘discount (n) à dis’count (v), dapat kita lihat bahwa
suprafiks berada pada tataran suprasegmental sehingga istilah suprafiks lebih
tepat dari pada simulfiks. Bahasa Arab dan bahasa Indonesia tidak memiliki
suprafiks.
8.
Transfiks
Transfiks
adalah afiks yang muncul dikeseluruhan dasar (throughout the base). Dalam bahasa Latin trans berarti disepanjang (across)
atau di atas (over). Bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris tidak memiliki transfiks. Afiks yang termasuk transfiks
dapat ditemukan dalam bahasa Arab. Contohnya transfiks a-a-a:
f-r-h ‘senang’ + a-a-a
à
farraha ‘menyenangkan’
m-d-d ‘memanjangkan’ + a-a-a à maddada ‘memanjang-manjangkan’
k-f-r ‘mengkafiri’ + a-a-a à kaffara ‘menisbatkan kekafiran’
IV. Kesimpulan
Dari pembahasan jenis afiks di atas,
penulis menyimpulkan bahwa dalam bahasa Inggris, ada empat afiks, yaitu:
prefiks, sufiks, interfiks, dan superfiks; dalam bahasa Indonesia ada lima
afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan simulfiks; dan dalam bahasa
Arab ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks dan transfiks.
[1]
Dalam bahasa Latin, sub- menjadi suc- sebelum c; suf-
sebelum f; sug- sebelum g; sum- sebelum m; sup- sebelum p; sur-
sebelum r; dan sering juga, sus- sebelum c, p, atau t. Dalam
konteks di atas, sub menjadi suf karena pengaruh bunyi f.
[2] Kata bloody terdiri atas dua morfem: blood dan –y. Kata funkin’ juga
memiliki dua morfem: fuck dan -ing.
[3]
Bedakan dengan kata archeology yang
dibentuk dari kata archeo dan logy, sehingga tidak ada interfiks -o-.
About Unknown
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Tidak ada komentar: