Korban Peringati Tragedi Biak Berdarah dalam Keprihatinan
By Unknown On Jumat, 06 Juli 2012
ham,
Moyaipai,
POLITIK
0 comments
 |
peringati tragedi di biak |
BIAK, KOMPAS.com - Korban dan keluarga korban
tragedi Biak Berdarah yang terjadi pada 6 Juli 1998, memperingatinya
dengan keprihatinan. Rencana mereka untuk menggelar ibadah di lakosi
kejadian yaitu di bawah menara air Biak, tidak mendapat izin dari
polisi.
"Kami sebenarnya telah mengajukannya beberapa waktu yang
lalu. Tapi hingga saat ini belum ada jawaban dari polisi," kata Tineke
Rumkabu, salah satu korban tragedi itu saat ditemui di Biak, Jumat
(6/7/2012) siang.
Ia dan beberapa korban serta keluarga korban
menyesalkan sikap polisi itu. Apollos Sroyer, seorang tokoh masyarakat
Biak, prihatin karena hukum belum berpihak kepada korban. Bahkan
sebaliknya, korban terus diperlakukan tidak adil. Hingga saat ini banyak
warga yang ikut ambil bagian dalam aksi massa Juli 1998, tak diketahui
rimbanya.
Mereka saat itu ikut menyaksikan bendera Bintang Kejora
yang dikibarkan di atas menara air. Setelah empat hari berkibar, sejak 2
Juli hingga 6 Juli 1998, aparat keamanan membubarkan massa dan mencoba
menurunkan bendera.
Menurut Tineke Rumkabu, dalam proses
pembubaran itu banyak warga terkena tembakan, dan ada banyak di antara
mereka yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia, menurut anggotanya Ridha Saleh, telah
mengkaji kasus tersebut bersama dengan kasus-kasus kekerasan lain di
Papua.
Hasil kajian itu akan dibawa ke paripurna, dan diusulkan
untuk ditingkatkan menjadi penyelidikan pro justicia. Diharapkan
paripurna akan menjadikannya sebagai catatan khusus, untuk nantinya
menjadi prioritas bagi Komisioner Komnas HAM yang baru.
About Unknown
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Tidak ada komentar: