Most Popular
This Week
Sebuah Peristiwa Pengibaran Bendera Bersejarah Sinyal Kebangkitan untuk Nasib Papua Barat
Klaim Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri adalah mendapatkan dasar internasional . Tapi untuk ini menjadi kenyataan , lebih banyak pe...
MATERI PENDIDIKAN POLITIK ( DIKPOL ) "TENTANG GERAKAN PERJUANGAN RAKYAT PAPUA"
Papua Bandung - Puluhan Mahasiswa papua se-jawa bali yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) Mengikuti Materi Pendidikan Pol...
Popular Posts
Latest Stories
What is new?
Comments
What They says?
Sultan Paham Sejarah Politik Papua
Menyusul pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang menyatakan
kesiapan dirinya menjadi fasilitator dialog Jakarta-Papua, bahkan Kota
Yogyakarta siap menjadi tempat berdialog, mendapat respons positif dari
Ketua Komisi A DPRP Ruben Magay S.IP.
Menurut Politisi Partai Demokrat ini, kesiapan Sultan jadi mediator konflik Papua karena ia memahami sejarah politik Papua, dengan didasari sikap dan tindakan dari segi kemanusiaan dalam menyelesaikan semua persoalan yang terjadi di Papua. Apalagi Yogyakarta adalah saksi sejarah pencetusan Tri Komando Rakyat (Trikora), diantaranya menyatakan bubarkan negara boneka buatan Belanda di Irian Barat.
Menurut Politisi Partai Demokrat ini, kesiapan Sultan jadi mediator konflik Papua karena ia memahami sejarah politik Papua, dengan didasari sikap dan tindakan dari segi kemanusiaan dalam menyelesaikan semua persoalan yang terjadi di Papua. Apalagi Yogyakarta adalah saksi sejarah pencetusan Tri Komando Rakyat (Trikora), diantaranya menyatakan bubarkan negara boneka buatan Belanda di Irian Barat.
Karenanya, ujar dia, bila Sultan sudah bicara tentang masalah
Papua lantaran ia prihatin dengan keadaan Papua dari hati nuraninya.
‘’Saya kira ini bukti Sultan dan keraton prihatin dengan kondisi Papua, terutama dari aspek kemanusiaan. Jika saja semua orang seperti pemikiran dan pandangan Sultan, pasti persoalan Papua segera tuntas,’’tandas Ketua Komis A DPR Papua Ruben Magai kepada BIntang Papua di ruang kerjanya, Kamis (21/6/2012).
‘’Saya kira ini bukti Sultan dan keraton prihatin dengan kondisi Papua, terutama dari aspek kemanusiaan. Jika saja semua orang seperti pemikiran dan pandangan Sultan, pasti persoalan Papua segera tuntas,’’tandas Ketua Komis A DPR Papua Ruben Magai kepada BIntang Papua di ruang kerjanya, Kamis (21/6/2012).
Lanjutnya, hanya dengan pendekatan kemanusiaan seperti yang ditawarkan Sultan, yang bisa menyelesaikan segala persoalan Papua.
‘’Selama ini pendekatan secara kemanusiaan kepada rakyat Papua serta permintaan rakyat Papua untuk dialog, tidak pernah jalan, karena pendekatan yang dilakukan lebih kepada politik dan kekuasaan,’’ucapnya. Ruben juga mengatakan, sangat sepakat dengan Sultan yang melihat Papua dari berbagai versi.
‘’Persoalan Papua bukan hanya soal kemanuasiaan juga politik dan sejarah seperti yang diungkapkan Sultan,’’paparnya.
‘’Selama ini pendekatan secara kemanusiaan kepada rakyat Papua serta permintaan rakyat Papua untuk dialog, tidak pernah jalan, karena pendekatan yang dilakukan lebih kepada politik dan kekuasaan,’’ucapnya. Ruben juga mengatakan, sangat sepakat dengan Sultan yang melihat Papua dari berbagai versi.
‘’Persoalan Papua bukan hanya soal kemanuasiaan juga politik dan sejarah seperti yang diungkapkan Sultan,’’paparnya.
Ruben Magay juga yakin Sultan Hamengkubowono banyak mengerti tentang
sejarah politik Papua sehingga ia berani mengungkapkan hal seperti itu.
Apalagi, Yogyakarta tidak ubahnya dengan Papua diberikan kekhususan.
Karena sesuai sejarah, terbentuknya Negara Indonesia berasal dari
Yogyakarta.
“Bila Yogya sudah bicara seperti itu, artinya pusat terbentuknya negara Indonesia sudah bersuara.
“Bila Yogya sudah bicara seperti itu, artinya pusat terbentuknya negara Indonesia sudah bersuara.
Pendeta Benny Giay juga mengatakan, bahwa rakyat Papua percaya dengan
Sultan Hamengkubuwono, karena juga mendukungnya terwujudnya dialog
Papua-Jakarta.
‘’Kami percaya dengan Sultan, dengan segala niatnya menjadi fasilitator dialog Papua-Jakarta,’’tukasnya. Namun, sambungnya, jika dialog diselenggarakan, kerangka acuannya harus jelas. ‘’Rakyat Papua tidak ingin dialog versi pemerintah, karena tidak akan pernah tuntas,’’singkatnya.
‘’Kami percaya dengan Sultan, dengan segala niatnya menjadi fasilitator dialog Papua-Jakarta,’’tukasnya. Namun, sambungnya, jika dialog diselenggarakan, kerangka acuannya harus jelas. ‘’Rakyat Papua tidak ingin dialog versi pemerintah, karena tidak akan pernah tuntas,’’singkatnya.
Dialog, kata dia, selain acuannya jelas, juga mesti disepakati siapa
yang memediasi. “Sebelum dialog, kami harus tahu harus berangkat dari
mana dulu, siapa yang memediasi, formatnya bagaimana, dan itu semua
harus melalui sebuah kesepakatan bersama,’’ tandasnya.[Binpa]
About Unknown
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Tidak ada komentar: