• Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?


Proteksi jatidiri dengan Pagar Budaya Suku Mee



Bandung-Senin 29/10, Sejumlah mahasiswa papua asal Nabire/paniai dibandung,telah mengadakan diskusi dengan topik “proteksi jatidiri dengan pagar budaya Mee”kegiatan itu dilaksanakan di kontrakan Paniai/Nabire, belakang kampus Unjani,kabupaten Cimahi,Kota Bandung,yang hadir dalam kegiatan diskusi tersebut,
Mando Mote (Mahasiswa IPDN), Xaverius Yogy (STIKES Unjani), Methu Badii (Mahasiswa Unpas),Yanus Badii (Mahasiswa Unla), Ancotex / Mate Tekege (STKIP Siliwangi) Bandung,Jawa barat.
Untuk proteksi harga diri kita sebagai suku (Mee) perlu dilakukan sejumlah tindakan,diantaranya adalah pagari pikiran dan perkataan kita,proteksi alat kelamin (Sex),hindari tindakan-tindakan dipandang tak terpuji, hal-hal seperti ini dilakukan demi menjaga keutuhan kita dari pengaruh lingkungan,terutama pandangan sang Pencipta (Ugatame),jadi,sebelum kita lontarkan perkataan,ada baiknya mengatur atau pengelolahan kata-kata sebelum menyampaikan,agar perkataan  kita bisa diterima umum maupun khusus.dalam bahasa daerah suku Mee mengatakan (Gai Tiga tiyake Wegai),tutur Mando Mote.
Pikiran kita juga harus dipagari,tinggalkan pikiran-pikiran tidak membangun yang sedang mengikat alam pikiran,kita harus melahirkan pola pikir yang jernih,yang bisa membangkitkan semangat orang lain, lestarikan akal sehat sesuai dengan filosofi suku Mee,(peu dimi yamo yaikai Ena dimi komugai) kata Yanus Badii.
Menjaga keutuhan pikiran,kita harus memupuk pikiran kita dengan selalu berpikir positif (Ena Dimi Gai),pikiran adalah penentu tingkahlaku kehidupan kita,selain kita tanggalkan pikiran-pikiran yang tidak sehat,kita lebih mendekatkan diri kita kepada sangpencipta (Ugatame),agar dalam alam pikiran kita bisa berakar,bertumbuh,berbuah nilai-nilai rohani,Ujar Methu Badii .
Tempat yang cocok untuk memelihara/membangun akal sehat kita yaitu rumah laki-laki (ema owa),kita bisa tukar pikiran,kita bisa saling memberi pemahaman,saling mendorong sesama manusia Mee,didasari dengan perspektif suku Mee,yaitu Dou (melihat),Gai (berpikir),ekowai (lakukan),Selain itu,yang perlu diproteksi adalah seks (egotine),sesuai nasehat orang tua di kampong (meuwo); bahwa,jika kamu keluar daerah (keluar paniai,keluar papua) dalam jangka waktu yang lama,alat kelamin (seks) itu tinggalkan dirumah atau dalam bahasa Mee disebut (egotine kiko owapa duwakidoki),Pungkas Xaver Yogi.
Untuk Poteksi bahaya,hindari main pergaulan bebas (freeseks) yang dilakukan diluar perkawinan sah (suami/istri), pertimbangkan dampak buruk labih baik,dari pada melampiaskan keinginan semata tanpa memikirkan resiko yang bisa menimpa,seperti bahaya virus mematikan nyawa (HIV/AIDS),setelah kawin anak bisa jadi tidak sehat,lama baru dapat anak,paling parah adalah bisa jadi mandul,padahal laki-laki dan perempuan masih produktif,jadi seks (egotine) diciptakan Tuhan hanya untuk meneruskan keturunan,generasi penerus masa depan west papua,maka seks perluh proteksi dan jaga keutuhan,ujar Anco Tekege. (Methu Badii/liputanPapua).

About Unknown

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply


Top