• Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?


KEKERASAN TERHADAP YULIANUS YEIMO DI PANIAI

KEKERASAN TERHADAP YULIANUS YEIMO DI PANIAI
Peristiwa memiluhkan ini terjadi pada tanggal 18 agustus 2012 sekitar
pukul 09.00 Pagi, Yulianus Yeimo (45 Th), Guru SD yang kini mengalami
gangguan jiwa (Gila) sejak tahun 2009 hingga sekarang, Dengan
mengenakan pakaian polisi peninggalan bapak yang sudah lusuh dan
bersepatu laras ia segera mendaki bukit Bobaigo. Setiba di puncak
bukit itu (pada waktu-waktu itu oleh Aparat TNI dikibarkan bendera),
ia mengambil posisi tepat depan bendera merah-putih yang berkibar.
Spontan ia memberi hormat pada bendera, kemudian menurunkan
bendera itu. Yulianus sinting berlagak seperti seorang polisi. ( Bapaknya
dahulu seorang polisi belanda,sehingga gaya polisi bapaknya masih
teringat oleh yulianus)
Bendera yang telah berada ditangan langsung dirobek menjadi tiga bagian.
Yang satu diikat pada lengan bahu kiri, satunya pada lengan bahu kanan
dan yang lain diikat di kepalanya. Setelah itu ia turun dari bukit itu, berjalan
menuju kota enarotali
Didepan PLN Enarotali , dia terkapar tak berdaya dengan sekujur tubuh
bersimba darah.
Tanpa menunggu perintah, mereka langsung melancarkan rentetan
pukulan di wajahnya. Ia di tendang berkali-kali di dada. Kepalanya dipukul
pakai potongan besi dan doble stick. Ia rebah. Dalam keadaan terkapar
muka dan dada diinjak lagi berkali-kali.
Linangan darah segar mengalir dari muka dan hidungnya.
“Tolong……, Tolong…….Tolong………
“Naitai Ugatame wae……….itoo ko anii bokaga noo……… (Ya…Allah Bapa,
skarang saya mati noo…….) jeritnya dalam bahasa lokal suku Mee.
Jeritan kesakitan itu tak mampu meluluhkan hati para tentara.
Dalam keadaan babakbelur, wajah Yulianus dipukul lagi. Kali ini dengan
popor senjata hingga pelipis hidung patah. Gumpalan darah segar tercuak
keluar dari hidung hingga membasahi sekujur tubuh.
Ia teriak minta tolong, ia mengerang kesakitan, ia menangis terseduhseduh.
“Tolong……, Tolong…….Tolong………
“Naitai Ugatame wae……….itoo ko anii bokaga noo………
Tubuhnya diseret beberapa meter kedepan. Ia dipaksa berdiri namun
jatuh, diseret lagi. Kepala dan badan dipukul lagi pakai potongan besi.
Yulianus jatuh lagi, diseret lagi melalui jalan aspal kasar sejauh 100 meter
dari perkiosan ujung lapangan terbang hingga depan PLN Enarotali dan
dibiarkan terkapar disitu.
Catatan: Kami akui bagi orang normal hal ini adalah sebuah penghinaan
bagi Negara karena merobek bendera pusaka NKRI, tetapi bagi orang
yang sudah tidak waras sejak tahun 2009, apakah itu masuk akal?
Diduga Aparat TNI/POLRI sudah menaruh dendam terhadap masyarakat
paniai, sampai orang tidak waras pun menjadi korban kekerasan.
Pada tanggal 25 January 2014, pada jam 07.00, Yulianus Yeimo,
ditemukan meninggal didalam Sungai Boutai, Kampung Dagouto, Distrik
Paniai Timur, dengan luka di bagian hidung, dada, muka dan goresan di
beberapa tempat di badan.
Menurut keluarga korban sudah 4 hari sebelum mayat ditemukan, Alm.
Yulianus Yeimo tidak kelihatan, diduga Yulianus menjadi korban kekerasan
OTK (Orang Tak Dikenal) kekerasan dilakukan di darat dan jasadnya
dibuang kedalam sungai Boutai.
Analisa
1)Yulianus yeimo telah menjadi korban kekerasan yang dilakukan
didarat namun untuk mengelabui sengaja jasadnya dibuang ke
sungai, sehingga dapat disimpulkan bahwa Yulianus meninggal
karena tenggelam:
2) Yulianus Yeimo juga diduga menjadi korban dari sebuah operasi
militer di Paniai;
Tuntutan kami adalah
1) Kapolda Papua dan PANGDAM XVI Bumi Cendrawasih agar
segera memerintah Kapolres Paniai dan DANDIM Paniai, untuk
mengusut tuntas pelaku kekerasan terhadap Yulianus Yeimo;
2) Kapolda Papua dan Pangdam XVI Bumi Cendrawasih agar
menghentikan operasi militer dengan jalan patrol-patroli di
Paniai, karena paniai sudah aman dan terkendali
3) Kami meminta kepada Pangdam XVI Bumi Cendarawasih agar
personil yang berlebihan di Paniai seperti Kopasus, Paskhas,
BIN, agar ditarik dari Paniai
Demikian laporan dan pernyataan, atas perhatian dan tindakannya kami
ucapkan terima kasih
DEWAN ADAT PANIAI

About Unknown

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply


Top